Bisnis.com, JAKARTA - 90 persen bayi pernah mengalami ruam popok, dan sebanyak 50% bayi dengan usia di bawah 12 bulan mengalami dermatitis popok.
Hal ini tentu membuat ibu bayi merasa stres, karena merasa tidak tega dan bingung bagaimana cara mengobatinya.
dr. S.T. Andreas Cristan Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A, dokter spesialis anak, menjelaskan, kulit Si Kecil masih sangat rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur.
Karena itu, katanya, disarankan kulit Si Kecil tidak terlalu lembab. Jika kulit Si Kecil terlalu lembab, maka akan lebih mudah bagi bakteri dan jamur untuk mengiritasinya.
Apalagi, pada area popok yang sering mengalami ruam. Ruam popok terjadi apabila kulit Si Kecil mengalami perubahan pH karena popok tidak mampu menyerap cairan dengan baik sehingga cairan kembali kontak langsung dengan kulit.
"Oleh karena itu, popok dengan daya serap yang tinggi perlu menjadi salah satu standar Ibu dalam memilih popok untuk meminimalisasi risiko ruam.” ujarnya.
Lucky Zheng Branding Director MAKUKU Indonesia, mengungkapkan penyebab utama 75 persen karena pemilihan popok yang salah.
Dia memaparkan beberapa penyebab terjadinya ruam popok adalah sebagai berikut
- Tidak menggantu popok tepat waktu
- Metode pembersihan yang salah
- Stimulus makanan. Dimana kemungkinan bayi mengalami alergi sehingga muncul ruam.
- Gesekan pada popok ke kulit
- Permukaan popok yang basah atau lembab
- Terlalu berat/ sirkulasi udara yang buruk
- Permukaan kasar bagi kulit bayi yang sensitif
- Popok yang menggumpal
Oleh karena itu, katanya, perlu popok dengan penyerapan yang tinggi dan cepat. "Sehingga tidak menciptakan osmosis balik sehingga aman untuk kulit Si Kecil yang masih sangat sensitif," ujarnya dalam peluncuran produk Makuku SAP Diapers Pro Care.