Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito./Istimewa
Health

Kepala BPOM Sebut 4 Bahan Pencemar EG & DEG Tidak Berbahaya, Kok Bisa?

Akbar Evandio
Minggu, 23 Oktober 2022 - 17:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa terdapat 4 bahan pelarut yang diduga memberikan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) bagi obat sirup anak.

Kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan 4 bahan tambahan ini diduga dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal akut.

Adapun, 4 bahan tambahan dalam obat sirup anak bukan bahan berbahaya yang dimaksudkan adalah Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol.

"Keempat bahan ini bukan merupakan bahan berbahaya atau dilarang digunakan dalam sirup obat," katanya dalam konferensi pers daring, Minggu (23/10/2022).

Lebih lanjut, Penny menjelaskan bahwa apabila sesuai standar, maka ambang batas atau tolerable daily intake ditetapkan untuk EG dan DEG sebesar 0,5 per Mg per kilogram berat badan per hari.

"Selama itu ada di batas minimal, bisa ditolerir oleh badan kita, maka dianggap aman. Tentunya sesuai cara penggunaan obat, dosis dan lamanya penggunaan obat tersebut," ujarnya.

Selanjutnya, Penny melanjutkan bahwa BPOM telah mengambil sample dari 39 dari 26 sirup obat untuk pengujian, di mana kriterianya didasarkan pada risiko dari sekian banyak produk obat.

Bahkan, BPOM disebutnya melakukan prioritas dari semua jumlah obat yang ada. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi daftar obat yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut, baik di Rumah Sakit (RS) dan di rumah.

Kemudian, dia mengatakan bahwa BPOM juga mencari obat yang diproduksi dengan empat bahan pelarut di atas dalam volume besar dan obat diproduksi oleh produsen yang punya rekam jejak kepatuhan tidak baik dalam aspek mutu.

Terakhir, dia mengatakan bahwa obat diperoleh dari rantai pasok yang berasal dari sumber berisiko terkait mutu.

"Rantai pasok ilegal atau tercermar jadi berdasarkan data yang kami miliki, kami bisa memilih yang diprioritasakan untuk disampling," pungkas Penny.

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro