Bisnis.com, ENDE - Kampung Adat Saga bisa menjadi opsi destinasi wisata saat pelancong ingin berkunjung ke kawasan pegunungan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kampung Adat Saga merupakan salah satu desa adat kuno yang berdiri di puncak bukit tertinggi di ujung selatan Desa Saga, di Kabupaten Ende. Kampung Adat Saga berjarak 32 km dari pusat kota Ende dan dapat ditempuh kurang lebih satu jam.
Dengan topografi perbukitan, kampung adat ini merupakan tempat tinggal dari salah satu klan dari suku tertua di Flores, yakni suku Ende-Lio.
Saga sendiri memiliki arti berwibawa, terhormat, terpandang dan bermatabat. Nama klan ini dapat pula diaartikan sebagai bunyi air yang mengalir tidak deras atau keras tetapi menghanyutkan.
Uniknya, masyarakat di kampung adat ini masih menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya. Salah satu contohnya adalah masih terpeliharanya pusara yang dibentuk dengan batu dan diberi nama Rateh.
Menurut Maxi Muswolo, Ketua Adat Kampung Saga, kampung adat tempat bermukim klan ini sudah berusia ratusan tahun dan didiami oleh 13 generasi.
“Kalau dalam perhitungan tahun dari 13 generasi itu bisa diperkirakan bahwa perkampungan Saga ini telah ada sejak 800 tahun lalu,” jelasnya kepada tim Jelajah Sinyal saat mengunjungi Kampung Adat Saga, Selasa (1/11/22).
Di kampung adat ini terdapat sebuah rumah adat yang disebut Sa’o. Rumah ini berbentuk panggung dengan fondasi berupa batu ceper dengan ketinggian dari tanah berkisar 60 cm-100 cm.
“Semakin tinggi ke atas maka, maka rumah itu semakin tinggi kedudukannya di kampung ini,” ungkapnya.
Di perkampungan ini, klan Saga masih melakukan berbagai upacara adat, salah satunya adalah Nggua. Ritual adat ini dipimpin oleh seorang Mosalaki atau orang yang paling penting kedudukannya dalam suku. Mosalaki inilah yang berwenang untuk melakukan upacara Nggua.
Sementara itu, masyarakat lain bisa mengikuti upacara Nggua yang diselenggarakan di tengah-tengah pemukiman adat. Upacara ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang diberikan Yang Mahakuasa.
Kampung Adat Saga juga memiliki keterkaitan dengan Danau Kelimutu yang jaraknya tidak terlalu jauh. Jarak kampung adat ini dengan danau tiga warna itu hanya sekitar 15 Km.
Warga beraktivitas di Kampung Adat Saga di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Adat Saga, arwah mereka yang telah berpulang atau meninggal dunia akan bersemayam di Danau Kelimutu.
“Kami meyakini dalam kepercayaan lokal, ketika ada orang yang meninggal semua arwah itu akan bersemayam di Kelimutu,” jelas Maxi.
Maxi memerinci, arwah akan mendiami danau sesuai dengan perbuatan atau perilakunya semasa hidup. Seperti diketahui, Danau Kelimutu terdiri dari tiga danau dengan warna air yang tampak berbeda.
“Kami yakin bahwa beliau [arwah leluhurnya] akan mendiami yang warna Cokelat. Yang kecil itu dan berwarna merah untuk arwah-arwah leluhur yang suka berbuat jahat. Kami yakin bahwa mereka akan mendiami danau tersebut.”
Kecepatan Internet di Desa Saga
Pelancong yang ingin mengunjungi dan melihat keindahan alam Desa Saga dengan perkampungan adat yang bernilai historis ini bisa dengan mudah mengunggah foto ke media sosial.
Pasalnya, kecepatan layanan internet yang bisa diakses dari wilayah ini terbilang sangat baik. Kecepatan internet di desa ini sangat kuat untuk mengunduh (download) dengan kecepatan yang cukup baik untuk mengunggah (upload).
Hal ini terungkap dari hasil pengukuran kecepatan atau speedtest internet bergerak (mobile) dengan aplikasi Ookla yang dilakukan tim Jelajah Sinyal 2022 Bisnis Indonesia di area Kampung Adat Saga.
Warga mengakses internet di Kampung Adat Saga di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (1/11/2022)/JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Hasil speedtest yang dilakukan beberapa kali dengan menggunakan layanan operator seluler Telkomsel di lokasi tersebut menunjukkan kecepatan unduh mencapai kisaran 45 Mbps, sedangkan kecepatan unggah mencapai kisaran 13 Mbps.
Sementara itu, kecepatan internet di jalan akses masuk ke Kampung Adat Saga masih terbilang fluktuatif. Kecepatan internet pada ruas Trans Flores dekat akses masuk kampung adat ini mencapai 28,76 Mbps untuk unduh dan 17,13 Mbps untuk unggah.
Jadi, para pelancong bisa segera mengunggah gambar terkait Kampung Adat Saga ke media sosial. Apalagi, kampung adat ini terbilang ‘Instagramable’.