Bisnis.com, JAKARTA - Tren dan kebiasaan belanja online diprediksi tetap akan meningkat di tengah isu resesi 2023.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Sukesh Singh, Head of Large Customers, Southeast Asia yang mengatakan bahwa penjualan online terus mengalami pertumbuhan positif.
Bahkan, tercatat di tiap tahunnya, pendapatan dari e-Commerce di Indonesia terus meningkat. Apalagi, dengan hadirnya Festival Belanja (Double Days) yang telah menjadi musim belanja dengan aktivitas tertinggi.
Bukan tanpa alasan, Suksesh bisa yakin, karena menurut Index Penjualan milik Criteo, di Indonesia sendiri, penjualan ritel internet meningkat sebanyak 131 persen dengan tingkat konversi yang tinggi diantara pembeli online.
“Walaupun dalam situasi ini banyak sekali ketidakpastian, dan secara umum akan ada penurunan tren impulsive buy, tapi di sini ada peningkatan revenue di double days event. Pasalnya, seperti 12.12 ini berbagai macam promo mulai dari diskon besar-besaran hingga promo bebas ongkos kirim diberikan untuk menarik pembeli sebanyak-banyaknya. Itu memang menjadi faktor teratas konsumen berbelanja," jelas Suksesh pada Media Briefing Criteo, Selasa (29/11/2022).
Dirinya menyambung, di samping customer sentiment yang berjalan ke arah positif, adanya pelonggaran aturan pembatasan juga menjadi poin penting untuk para penjual, dalam menghadirkan produk yang relevan. Di mana, tren penjualan keperluan bepergian mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 97 persen dibandingkan pada tahun 2020.
“Secara global, kategori seperti baju renang bayi dan anak-anak tumbuh 141 persen, pakaian dalam sebesar 87 persen dan Leotards & Unitarrds sebanyak 77 persen, tetap menjadi kategori pembelian dengan tren tertinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Ini menunjukkan pemulihan kehidupan sosial secara menyeluruh bagi banyak konsumen di berbagai wilayah,” ungkap Suksesh.
Penyesuaian Iklan
Dalam kesempatan yang sama, Mark Gubbels, Head of Mid-Market, Southeast Asia (SEA) turut menjelaskan, saat ini para pebisnis harus sudah mulai melakukan penyesuaian dalam beriklan secara online.
Bagi Mark, untuk mengantisipasi hal ini akan terus berlanjut karena preferensi gaya hidup konsumen berubah seiring dengan kehidupan sosial yang kembali normal dan lebih banyak Penjual harus meningkatkan upaya mereka untuk hybrid sehingga dapat sepenuhnya memanfaatkan Singles Day dan memaksimalkan momentum yang ada.
“Banyak pengusaha yang mendapat informasi mentah-mentah, bahwa kini konsumen hanya mengunjungi toko secara offline dan mulai menekan pengeluaran untuk iklan secara online. Padahal, seharusnya semua ini tetap balance. Kita harus mengsinkronisasikan iklan produk dengan momen-momen tertentu, jadi penting untuk research agar menghasilkan sales,” pungkasnya pada Bisnis.