Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang 2022, ada sejumlah masalah kesehatan berupa penyakit yang tidak terduga di Indonesia. Bahkan dalam kurun waktu yang berdekatan. Padahal, pandemi COVID-19 masih membayangi sepanjang 2022, di tengah kasus yang masih naik turun.
Sejumlah ahli pun menyebut kemungkinan penyakit yang ada berasal dari patogen, seperti virus, bakteri, hingga jamur. Lantas, apa saja penyakit yang membuat masyakarat resah di tahun 2022?
1. Hepatitis Akut
Di Indonesia, kasus pertama hepatitis misterius terjadi pada 27 April 2022 lalu. Namun secara global penyakit ini pertama kali sudah ditemukan sejak 5 April 2022, meskipun sejumlah ahli meyakini kasus ini sudah ada jauh sebelum itu.
Hingga akhir Juni kemarin, Kementerian Kesehatan RI mencatat setidaknya terdapat 75 kasus hepatitis akut misterius yang tersebar di 21 provinsi Indonesia. Sejauh ini dilaporkan sembilan orang meninggal.
Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Adapun, beberapa gejala yang ditemukan pada pasien-pasien anak-anak ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadara, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera diperiksakan ke fasyankes terdekat.
Dengan adanya penyakit tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology). SE tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal (Dirjen) P2P Maxi Rein Rondonuwu pada tanggal 27 April 2022.
Dalam SE, Kemenkes meminta meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit antara alin untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Monkey Pox (Cacar Monyet)
Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi menderita monkeypox (cacar monyet). Pasien tersebut merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun, dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis sebelum tertular.
Berdasarkan penelusuran, pasien berpergian ke luar negeri antara tanggal 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta pada 8 Agustus 2022. Pasien mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus 2022.
Menanggapi kondisi demikian, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sedang berupaya untuk terus melakukan upaya pencegahan penyebaran cacar monyet di Indonesia.
- Memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
- Mengeluarkan Surat Edaran NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis
- Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO.
Dengan menerapkan beberapa hal diatas, diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan tersebarnya kasus cacar monyet di tengah masyarakat Indonesia.
Kemenkes juga mengajurkan masyarakat untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan menggunakan masker, menghindari populasi, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan lakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala cacar monyet seperti demam, dan muncul ruam ke fasilitas kesehatan terdekat untuk segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
3. Polio
Polio menjadi momok baru bagi anak-anak di Indonesia. Kejadian ini berawal di November 2022, ditemukan tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh. Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia <5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal november lalu. Pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling sesuai dengan rekomendasi WHO.
Melansir dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, mencanangkan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang dimulai 28 November hingga 4 Desember 2022 mendatang dengan sasaran sebanyak 9.904 anak usia 0 sampai dengan dibawah 13 th dengan target capaian Imunisasi sebanyak lebih dari 95 persen.
4. Gangguan Ginjal Akut
Kasus gangguan ginjal akut dilaporkan pertama kali terjadi pada 2 Januari 2022. Namun, tren peningkatan baru terlihat mulai Agustus, yakni dengan 36 kasus.
Laporan bertambah pada September dan Oktober, yaitu sebesar 78 dan 110 kasus.
Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI. Saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.
Kemenkes juga meminta seluruh apotek dan tenaga kesehatan untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Saat ini, BPOM telah melakukan penarikan mencakup seluruh gerai, antara lain PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Toko Obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan. Dari total seluruh obat yang ditarik tersebut, merupakan produksi PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries, PT Afi Farma, PT Samco Farma, PT Ciubros Farma. Bahkan, kabar terbaru per Desember 2022 sejumlah obat yang diproduksi industri farmasi PT Rama Emerald Multi Sukses pun dicabut izin edarnya.
5. Omicron XBB
Tepat pada 22 Oktober 2022, indonesia resmi menyatakan bahwa Subvarian Omicron XBB telah terdeteksi berada di Indonesia. Subvarian ini awalnya lebih dulu merebak di negara tetangga, Singapura, dan membuat kasus Covid-19 naik lagi ke 6.000 per hari.
Saat itu, tren perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit sejak Oktober 2022 sampai dengan 8 November 2022 ada 4.896 pasien. Sebanyak 5% atau 133 pasien di antaranya dirawat di ruang ICU, sementara 95 persen atau 4.763 pasien dirawat di ruang isolasi.
Adapun, rencana strategis dengan adanya kenaikan kasus ini yaitu mendorong percepatan whole genome squencing sehingga diketahui proporsi varian virus COVID-19.
Selanjutnya mendorong pemerintah propinsi dan Kabupaten/kota untuk meningkatkan testing dan tracing melalui pemeriksaan PCR dan masyarakat bila hasil positif dan tidak bergejala/gejala ringandiminta untuk segera isolasi agar penularan dapat dikendalikan.