Anak memakai kacamata/john hopkins
Health

5 Tips Atasi Mata Minus pada Anak

Akbar Evandio
Minggu, 15 Januari 2023 - 17:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus mata minus pada anak meningkat sepanjang pandemi.

Dokter Optometri Andri Agus Syah melihat bahwa penggunaan gawai yang tinggi terutama pada anak-anak ketika pandemi Covid-19 berpengaruh buruk pada kesehatan mata anak-anak.

Apalagi, dia melanjutkan anak-anak tidak beraktivitas lagi di luar rumah dan menatap layar monitor secara terus-menerus membuat mata mereka menjadi mudah lelah.

“Jangka panjang dari kondisi mata lelah akibat penggunaan gawai secara meningkat bisa berujung pada mata minus (miopi) atau pandangan jauhnya menjadi buram,” ujarnya lewat rilisnya, Minggu (15/1/2023).

Untuk diketahui, mata minus (miopi) adalah gangguan penglihatan yang paling umum terjadi di dunia ini. Kondisi ini membuat seseorang menjadi kesulitan untuk melihat objek jarak jauh atau pandangan kita menjadi buram pada jarak tertentu tergantung dari seberapa parahnya mata minus yang dialami.

“Banyak anak-anak yang menderita mata minus pada usia yang cukup dini sehingga mempengaruhi kualitas hidup dan proses belajar mereka,” katanya.

Lebih lanjut, dia menilai bahwa mata minus yang ukurannya tinggi bisa berujung pada penyakit mata yang berbahaya seperti lepasnya retina mata (ablasi retina), glaukoma, katarak, degenerasi makula, bahkan jika tidak ditangani dengan cepat dan benar bisa mengakibatkan kebutaan.

Oleh sebab itu, dia pun memerinci sejumlah cara mencegah kenaikan mata minus pada anak. Pertama, perlu untuk melakukan pemeriksaan mata rutin. Dengan pemeriksaan mata rutin yang dilakukan secara komprehensif oleh Eyecare Professional atau Dokter Mata sehingga bisa membantu mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini, seperti mata minus atau kondisi mata lainnya.

Menurutnya, pendeteksian dini dari pemeriksaan mata tersebut bisa membantu para ahli kesehatan mata untuk memberikan penanganan lebih awal agar tidak makin parah dikemudian hari.

“Pemeriksaan rutin pada anak wajib dilakukan minimal 6—12 bulan sekali, terutama anak-anak yang memiliki riwayat mata minus dari orang tuanya dan aktivitasnya sering menggunakan gawai," katanya.

Kedua, dia mengatakan penggunaan kacamata sebagai alat bantu penglihatan yang baik ketika pasien mengalami gangguan refraktif seperti mata minus, plus, dan silinder.

Dia mengatakan anak-anak yang bermata minus bisa menggunakan alat bantu ini agar penglihatan mereka yang buram bisa terkoreksi dan pandangan tetap optimal dikala beraktivitas.

Ketiga, dia mendorong aktivitas di luar ruangan terus dilakukan sebab terbukti bisa menghambat laju pertumbuhan mata minus yang dialami oleh anak. Oleh sebab itu, disarankan untuk orang tua agar sering mengajaknya beraktivitas di luar rumah seperti bersepeda, berenang, ketika istirahat di sekolah berada di luar kelas, berolahraga, dan lain sebagainya.

Keempat, dia menyarankan untuk mengurangi aktivitas di depan gawai atau menjauhkan monitornya agar diletakkan jangan terlalu dekat.

“Serta, mengikuti 20-20-20 rule yang artinya mengistirahatkan mata setiap 20 menit, alihkan pandangan dari layar melihat objek sejauh 20 feet (6 meter) selama 20 detik,” katanya.

Terakhir, dia mendorong untuk menggunakan Terapi Ortho K (Terapi Mata Minus) sebab terapi ini menggunakan lensa kontak RGP (Rigid Gas Permeable) dan sangat sederhana yaitu hanya dipakai saat tidur di malam hari dan dilepas keesokan paginya. 

“Anak-anak akan mendapatkan penglihatan yang terang tanpa perlu penggunaan alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak untuk bisa beraktivitas dengan baik,” pungkas Andri

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro