Ilustrasi demesia/usdoj.gov
Relationship

Studi: Menikah Bisa Cegah Demensia!

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 2 Februari 2023 - 12:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi mengungkapkan jika menikah bisa mencegah orang terkena demensia.

Para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan orang yang bercerai dan lajang seumur hidup, orang yang menikah dalam jangka panjang lebih kecil kemungkinannya mengalami demensia.

Dalam studi tersebut terungkap sekitar 11% orang yang menikah didiagnosis menderita demensia setelah usia 70 tahun. Angka ini lebih rendah dibandingkan 12% hingga 14% dari mereka yang bercerai atau lajang.

Studi itu juga mengungkapkan orang dewasa yang bercerai dan tidak menikah 50% hingga 73% lebih mungkin didiagnosis menderita demensia.

Studi ini bukan yang pertama mengaitkan status perkawinan dengan risiko demensia, menurut peneliti Bjorn Heine Strand, seorang ilmuwan senior di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia, di Oslo.

Secara keseluruhan, kurang dari 12% orang didiagnosis dengan demensia selama masa studi, sementara 35% lainnya mengalami gangguan kognitif ringan masalah dengan ingatan dan keterampilan berpikir yang mungkin, atau mungkin tidak, berkembang menjadi demensia.

Secara umum, tim Strand menemukan, status perkawinan tidak terikat kuat dengan risiko gangguan yang lebih ringan. Tapi ada hubungan yang jelas dengan risiko demensia, tetapi menikah memberi perlindungan lebih, dibandingkan dengan bercerai.

Hal ini dikaitkan dengan kondisi kesehatan fisik mereka yang menikah. Semisal penyakit jantung, dapat menyebabkan demensia. Demikian pula, depresi, tingkat pendidikan yang lebih rendah, merokok dan tidak banyak bergerak semuanya terkait dengan risiko demensia yang lebih tinggi.

Namun, tidak satu pun dari faktor-faktor tersebut yang tampaknya sepenuhnya menjelaskan mengapa orang yang bercerai dan tidak menikah memiliki risiko demensia yang lebih tinggi.

Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang status perkawinan dan demensia, setuju dengan Claire Sexton, direktur senior program ilmiah dan penjangkauan untuk Asosiasi Alzheimer.

Demensia itu dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia, genetika, kebiasaan gaya hidup, kesehatan fisik, dan lingkungan. Jika status perkawinan penting, itu hanya salah satu variabel.

Untuk saat ini, Sexton menekankan pentingnya tetap terhubung secara sosial, yang mungkin menjadi bagian dari cerita terkait status perkawinan dan demensia.

Temuan yang diterbitkan dalam Journal of Aging and Health ini didasarkan pada lebih dari 8.700 orang dewasa Norwegia yang status perkawinannya dilacak dari usia 44 hingga 68 tahun. Tim Strand kemudian mencari korelasi dengan kemungkinan peserta didiagnosis menderita demensia setelah usia 70 tahun.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro