Bisnis.com, JAKARTA - Kasus flu burung telah menjadi perhatian dunia karena diduga telah menginfeksi seorang anak kecil hingga tewas. Kekhawatiran akan virus H5N1 muncul di beberapa negara.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Indonesia, Selasa (7/3/2023), Kementerian Kesehatan Kamboja telah melaporkan adanya kasus kematian sebagai akibat dari flu burung yang terjadi pada salah satu anak perempuan berusia 11 tahun dari Desa Roleang, Provinsi Prey Veng, Kamboja.
Kasus flu burung merenggut nyawa seorang anak perempuan, sekaligus menjadi kasus pertama yang ada di Kamboja sejak laporan terakhir pada tahun 2014 silam. Diketahui bahwa pada tahun 2003-2014 telah dilaporkan bahwa ada sebanyak 56 kasus konfirmasi H5N1 dengan 37 kasus kematian (CFR: 66,1 persen).
Informasi yang dikutip dari United States Geological Survey (USGS) mengungkapkan bahwa flu burung adalah penyakit yang ditimbulkan oleh virus berbagai strain yang bisa diklasifikasikan dalam dua jenis.
Strain ini menentukan kemampuan virus flu burung dalam melakukan mutasi dan tingkat keparahan yang ditimbulkan saat menginfeksi manusia. Dua strain itu adalah low pathogenic avian influenza (LPAI) atau highly pathogenic avian influenza (HPAI).
Apa saja jenis flu burung yang berbahaya dan mengancam manusia?
Virus Avian Influenza (AI) tipe A dibagi dalam berdasarkan dua protein pada permukaan virus:
1. Hemagglutinin (HA) yang terdiri dari 16 subtipe (H1-H16)
2. Neuraminidase (NA) yang terdiri dari 9 subtipe (N1-N9)
Adapun kombinasi yang mungkin terjadi pada protein tipe HA dan NA yakni pada jenis H5N1, H5N2, H7N2, H7N8, dll.
Lebih detail, Kementerian Kamboja tersebut melaporkan bahwa anak yang terduga terinfeksi flu burung mengalami gejala demam yang mencapai 39 derajat, batuk, dan sakit tenggorokan. Tiga hari kemudian, anak tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Nasional di Phnom Penh karena sudah mulai merasa lelah dengan gejala yang dirasakan.
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kamboja anak tersebut terkonfirmasi positif Flu Burung A (H5N1) dan pada hari yang sama anak tersebut dinyatakan meninggal dunia.
Hingga saat ini, penyebab kematian anak kecil tersebut masih dalam proses penyelidikan. Namun, berdasarkan informasi dari penduduk desa setempat bahwa telah terjadi kasus kematian pada hewan liar yang tidak wajar di desa tersebut.
Dari adanya kasus flu burung yang berdampak bagi nyawa seseorang tersebut, tim tanggap darurat Kementerian Kesehatan Kamboja bekerja sama dengan tim dokter hewan untuk menyelidiki dan menemukan sumber infeksi pada hewan dan manusia sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kejadian tersebut.
Tak hanya itu, tim juga berupaya untuk menemukan kasus suspek flu burung lainnya sebagai upaya pencegahan penularan kasus kepada orang lain. Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Kementerian Kesehatan Kamboja menghimbau agar masyarakat dapat mengurangi kontak langsung dengan unggas yang dalam keadaan sakit atau mati.