Bisnis.com, JAKARTA - Belum ada bukti bahwa flu burung dapat menular antar-manusia. Namun pakar menyebut penting untuk memantau risiko penularannya antar-manusia mengingat sifat virus yang terus bermutasi.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan ada lima level penularan virus hingga bisa menginfeksi manusia yang ditetapkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
“Kita ada di level tiga yang penularannya bersirkulasi di unggas. Akan tetapi, setahun ini kami menemukan banyak kasus menular ke mamalia. Ini tentu menjadi satu kehawatiran. Artinya, satu level lagi bisa bisa menularkan manusia,” ungkapnya pada Bisnis, Jumat (3/3/2023).
Dia memperingatkan kejadian penularan flu burung ke manusia di Kamboja, menjadi satu tanda meningkatnya kemampuan virus.
Meski demikian, Dicky menambahkan masyarakat juga tak perlu khawatir berlebihan sebab hingga saat ini belum ada insiden penularan flu burung antar manusia.
"Sejauh ini, sebagian besar manusia dengan H5N1 sakit karena berhubungan dekat dengan unggas yang terinfeksi,” jelas peneliti flu burung global tersebut.
Cara Penularan Flu Burung
Dicky menjelaskan, penularan virus flu burung ke manusia bisa terjadi apabila konsentrasi virus sangat tinggi.
Misalnya, saat seseorang yang kekebalan tubuhnya kurang baik memasuki satu wilayah dengan konsentrasi virus yang sangat tinggi, maka virus sangat mungkin masuk ke saluran pernapasan.
Virus flu burung (Avian influenza) yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun unggas khususnya di Indonesia tergolong dalam virus influenza tipe A, sub tipe H5N1.
“H kepanjangan dari hemaglutinin dan N kepanjangan dari neuraminidase. H itu bikin nempel ke permukaan dan N itu membuka, mengubah istlahnya meng-hijack, bajak. Melakukan aktivitas replikasi pada pernapasan kita,” katanya.
Orang yang berisiko tertular H5N1 adalah mereka yang bekerja dengan unggas yang mengalami wabah, dan yang bersentuhan dengan unggas yang terinfeksi atau area yang terkontaminasi sekresi atau ekskresi unggas.
Hingga kini, belum pernah ada laporan bahwa virus H5N1 menyebar dari manusia ke manusia.
Perubahan Iklim jadi Penyebab Merebaknya Flu Burung
Ahli epidemiologi ini memproyeksikan bahwa risiko merebaknya flu burung, karena kerusakan alam dan perambahan manusia ke tempat-tempat yang sebelumnya liar.
Karena kehilangan habitat, perubahan iklim, dan perubahan penggunaan lahan, membuat hewan jadi lebih mungkin berkerumun, dan bergerak melalui melalui migrasi hewan.
“Perubahan iklim, seperti yang awalnya dingin jadi panas membuat pergerakan hewan, utamanya burung jadi berubah. Termasuk dampak dari perubahan ekosistem, di mana masyarakat mengubah hutan jadi perumahan ini kan jadi satu faktor juga,” jelasnya.
Aktivitas jual beli hewan yang tidak didukung oleh peningkatan deteksi dan surveilans, juga ikut mempercepat penyebaran zoonosis ini.
Sejauh ini, Dicky mengatakan pemerintah harus waspada dan diharapkan tidak mengulang kesalahan yang sama, seperti Covid-19.
“Jangan sampai berubah seperti pandemi. Untuk pemerintah, anjuran penggunaan masker sangat penting.Jangan diremehkan,” katanya.
Sebab, berdasarkan riset, infeksi Covid-19 yang berulang menyebabkan terganggunya sistem imunitas dalam tubuh, sehingga kondisi manusia sangat rentan terinfeksi virus, bakteri dan jamur.
Mengonsumsi Produk Ternak Unggas Masih Aman
Sementara itu, dia pun mengatakan tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi produk dari unggas.
“Penularan ini kan sifatnya airborne infectious disease, yaitu yang diperantarai oleh medium udara statis, udara mengalir, maupun permukaan barang,” tuturnya.
Bagi dia, lebih penting untuk mencegah infeksi flu burung dengan cara menerapkan protokol kesehatan utamanya saat melakukan kontak langsung, maka sebaiknya menggunakan masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan hingga memperbaiki sanitasi.