Bisnis.com, JAKARTA - Podcast menjadi satu jenis konten yang tengah digemari masyarakat.
Apalagi, dengan layanan digital streaming yang memudahkan, membuat peluang ini dimanfaatkan oleh banyak pemula yang ingin jadi konten kreator.
Di Indonesia sendiri, Podkesmas (Podcast Kesehatan Masyarakat) telah menjadi podcast teratas yang merajai chat top five global podcast di Spotify Lite sejak 2022.
Salah satu anggota Podkesmas, Ananda Omesh mengatakan, alasan ceruk pasar ini kian ramai, karena konten yang dibuat dinilai lebih mudah dan praktis.
“Tidak perlu memerlukan banyak editing untuk bisa menyampaikan opini. Cuma butuh modal handphone dan rekaman yang tidak bising itu udah bisa,” jelasnya pada Bisnis dalam Munggahan Bareng Spotify, Rabu (15/3/2023).
Namun, kegagalan yang kerap dijumpai oleh podcaster pemula, yaitu kurangnya fokus tujuan, ceruk dan audiens dengan target yang jelas.
“Menyesuaikan tren itu perlu. Kalian bisa tanyakan ke audiens yang ditarget, sebenarnya apa sih yang mereka inginkan,” ujarnya.
Menurut anggota Podkesmas lainnya, yakni Imam Darto, di Indonesia sendiri, pendengar kebanyakan tertarik pada podcast bernuansa komedi, obrolan percintaan, horor, dan religi.
“Apalagi, saat ini jelang Ramadan kan ya. Orang makin butuh banyak konten yang menemani mereka di sela-sela aktivitas puasa. Di sini, konten kreator bisa membuat konten, misal tanya jawab ustad atau refleksi diri yang bentuknya monolog,” katanya.
Menjaga eksistensi juga menjadi cara salah satunya mencari pemasukan melalui sponsor.
"Konsisten akan menumbuhkan audiens. Meski baru delapan listeners, ya apresiasi saja. Cerita sedikit, kami season satu itu tanpa sponsor sama sekali. Baru pas season kedua, ketiga, kami full sponsor," papar Omesh.
Pada kesempatan yang sama, Spotify’s Managing Director of Asia Pacific Gautam Talwar turut merilis data internal Spotify yang menyebutkan industri siniar (podcast) terus mengalami tren kenaikan.
“Di Ramadan 2022, terdapat lonjakan 26 persen, di mana pukul tiga sore dan lima
sore, dimanfaatkan banyak orang untuk menunggu buka puasa,” ungkapnya.
Bagi Gautam, sejauh ini potensi pertumbuhan podcast di Indonesia sangatlah besar dibanding negara lain di Asia Tenggara.
“Kreator konten dapat memonetisasi podcast dengan berbagai cara, misal sponsorship atau penempatan iklan di dalam episode. Biasanya, ini dibacakan secara personal untuk para audiensnya yang disesuaikan dengan konten yang disampaikan,” jelasnya.