Bisnis.com, JAKARTA - New York menempati posisi nomor satu sebagai lokasi termahal di dunia untuk perjalanan bisnis. Namun, di Asia sendiri ada Hong Kong yang menjadi lokasi termahal yang kemudian diikuti dengan Singapura dan Tokyo.
Menurut ECA International, Hong Kong tetap menjadi lokasi termahal di Asia dan merupakan lokasi termahal ke-16 di dunia. Meskipun pada tahun 2022 demand perjalanan bisnis ke Hong Kong sempat mengalami penurunan.
Rata-rata perjalanan bisnis ke Hong Kong akan menghabiskan total biaya keseluruhan sebesar US$520 atau Rp8 jutaan per hari. Berdasarkan penelitian Daily Rates terbaru yang diterbitkan oleh ECA International dikatakan bahwa angka tersebut mengalami penurunan kecil sebesar US$4 dari total biaya tahun lalu.
Lee Quane, Direktur Regional - Asia di ECA International mengatakan bahwa Hong Kong selalu menjadi salah satu lokasi di Asia yang paling mahal untuk dikunjungi untuk urusan bisnis dan kedepannya akan tetap seperti itu. Di tahun 2022 biaya perjalanan bisnis sedikit menurun karena rendahnya volume permintaan perjalanan bisnis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan ekonomi yang buruk pada saat itu.
Laporan Tarif Harian ECA yang terus diperbarui setiap tahun memberikan biaya rata-rata untuk akomodasi hotel yang merupakan bagian terbesar dari uang saku harian, serta makanan, minuman, binatu, biaya taksi, dan kebutuhan sehari-hari. Informasi tersebut digunakan oleh perusahaan untuk menentukan tunjangan pengeluaran harian bagi staf yang hendak melakukan perjalanan bisnis.
Singapura menyalip Tokyo sebagai kota termahal kedua di Asia dengan biaya harian rata-rata untuk perjalanan bisnis, yaitu US$515 atau Rp7,9 juta, angkanya sedikit lebih murah dari Hong Kong. Perjalanan bisnis di Singapura meningkat lebih awal dibandingkan sebagian besar lokasi regional lainnya.
Tak hanya Singapura, lokasi-lokasi di Taiwan termasuk Taipei dan Hsinchu juga mengalami kenaikan peringkat. Kedua lokasi tersebut masuk ke dalam peringkat sepuluh tujuan perjalanan bisnis termahal di Asia karena fakta bahwa lokasi-lokasi seperti Yokohama, Beijing, dan Makau yang semuanya lebih mahal sebelum adanya pandemi Covid-19. Menurut Quane untuk saat ini, kota-kota tersebut relatif murah daripada Taipei yang menjadi lebih mahal secara absolut.
Tokyo menempati posisi nomor tiga sebagai kota termahal untuk dikunjungi di Asia. hal ini dikarenakan nilai tukar yen terhadap dolar AS yang menyebabkan penurunan peringkat. Meskipun dalam hal ini biaya harian untuk pelaku bisnis meningkat dalam mata uang lokal pada tahun lalu.
Quane menyatakan bahwa dalam mata uang lokal, biaya pelaku bisnis naik lebih dari 5% di Tokyo tahun lalu. Namun, nilai yen yang lebih lemah berarti bahwa dengan biaya rata-rata US$424 per hari, biaya harian rata-rata perjalanan bisnis hampir 20 persen lebih rendah daripada di Hong Kong.
Inflasi yang terjadi di tempat lain di Asia telah berkontribusi pada peningkatan signifikan dalam biaya perjalanan bisnis dalam mata uang lokal, walaupun permintaan perjalanan bisnis belum pulih dari pandemi Covid-19. Biaya meningkat paling tinggi di negara-negara seperti Sri Lanka, Laos, Pakistan, dan Kazakhstan, tetapi sebenarnya telah turun di beberapa kota utama seperti Beijing dan Shanghai.
Secara global, New York menduduki peringkat teratas sebagai lokasi termahal di dunia untuk perjalanan bisnis dengan biaya per diem rata-rata untuk perjalanan bisnis mencapai US$796 atau Rp12,23 juta.
Lonjakan permintaan perjalanan bisnis dan pariwisata ke Big Apple pasca pandemi telah berkontribusi pada peningkatan biaya akomodasi. Selain itu, tingkat inflasi untuk barang-barang lain yang biasa dikonsumsi oleh para pelaku bisnis berkontribusi pada pertumbuhan biaya perjalanan bisnis sebesar 8%.
Selanjutnya, Swiss adalah rumah bagi dua kota termahal di Eropa untuk perjalanan bisnis, yaitu Jenewa dan Zurich dan diikuti oleh London yang merupakan kota termahal ketiga di Eropa dan termahal kedelapan di dunia, lalu diikuti dengan Luanda sebagai kota termahal di Afrika dan kota termahal kesembilan di dunia.