Bisnis.com, JAKARTA - Sejak Tupperware mengumumkan kemungkinan gulung tikar, banyak orang yang mulai memperhatikan usia wadah penyimpanan makanan yang mereka miliki.
Bahkan banyak yang menyebutkan, bahan kimia yang sering digunakan dalam produksi plastik adalah Bisphenol A (BPA) sendiri terbukti dapat menyebabkan bahaya kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang.
Melansir dari CNN Health, Profesor Ilmu Kesehatan Lingkungan di University of Massachusetts Amherst Laura Vandenberg mengatakan paparan BPA telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari berbagai kondisi atau masalah kesehatan, seperti infertilitas hingga penyakit jantung.
Meskipun sejak Maret 2010, Tupperware di AS dan Kanada telah mengumumkan produk-produknya bebas BPA, namun ada kekhawatiran pada plastik keras dan tahan pecah yang dibuat satu dekade lalu yang mengandung BPA.
Pasalnya, BPA digunakan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap panas, dan memperpanjang umur simpan produk.
"Bahaya BPA masih ada meskipun hanya dalam jumlah kecil dan orang harus tetap waspada terhadap paparan BPA dari produk-produk tersebut,” katanya.
Bahaya BPA Bagi Tubuh
US Institute of Environmental Health Sciences menyampaikan mayoritas paparan BPA yang terjadi setiap hari terjadi melalui makanan.
BPA (Bisphenol A) diketahui berbahaya bagi kesehatan karena zat ini dapat meniru tindakan hormon estrogen dalam tubuh manusia.
Estrogen merupakan hormon yang sangat penting untuk reproduksi, kesuburan, perkembangan organ seks, otak, dan juga mengendalikan metabolisme.
BPA memiliki kemampuan untuk mengikat reseptor estrogen dalam tubuh, dan karena bentuk molekulnya, BPA lebih mudah menempel pada reseptor tersebut daripada estrogen asli. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan mengganggu fungsi normal dari sistem hormonal.
Paparan BPA telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan reproduksi, gangguan perkembangan janin, obesitas, diabetes, dan risiko kanker.
Tanda Wadah Plastik Harus Diganti
Sebenarnya tidak ada waktu yang pasti untuk mengganti plastik karena umur pakai plastik dapat bervariasi tergantung pada jenis plastik, kondisi penggunaan, dan paparan lingkungan.
Namun, dilansir dari Healthline, walau tidak mudah rusak, wadah plastik tentu saja tidak dapat bertahan selama-lamanya.
Menurut Lauren, apabila plastik mengalami kerusakan seperti retak atau pecah, atau jika terlihat kusam atau berubah warna, maka sebaiknya diganti.
Selain itu, jika plastik digunakan untuk menyimpan makanan atau minuman, sebaiknya diganti secara rutin untuk mencegah paparan BPA yang terkandung dalam plastik yang dapat mengalami lepasan ke dalam makanan atau minuman.
Alternatif Lain untuk Wadah Penyimpanan Makanan
Dirinya mengatakan meski wadah penyimpanan plastik merupakan solusi terbaik saat ingin untuk menyimpan makanan. Akan tetapi, paparan BPA terus menerus bisa menjadi sangat membahayakan.
Lauren pun menyarankan masyarakat untuk menghindari penggunaan plastik yang dapat digunakan kembali sebanyak mungkin dan memilih alternatif penyimpanan makanan yang aman seperti kaca, porselen, keramik, atau baja tahan karat.
Plastik dengan label “PC” atau kode daur ulang tiga atau tujuh kemungkinan mengandung BPA, sehingga perlu dihindari.
Bahkan, label "microwave safe" pada wadah plastik tidak menjamin keselamatan makanan saat dipanaskan di dalamnya.
“Wadah makanan plastik yang tergores atau terkena tekanan dapat meningkatkan kemampuan plastik tersebut untuk melepaskan zat kimia berbahaya ke dalam makanan,” jelasnya.
“Sebaiknya, makanan dipindahkan ke dalam mangkuk kaca sebelum dipanaskan di microwave. Perubahan warna pada wadah plastik dapat menandakan plastik telah rusak dan terjadi reaksi kimia dengan makanan di dalamnya,” katanya.