Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah tegas dalam meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran makanan, terutama dalam hal penggunaan bahan kimia obat (BKO) pada makanan.
Hal ini dilakukan menjelang Idulfitri, lantaran masyarakat mulai mempersiapkan segala kebutuhan salah satunya terkait pangan. Namun kebutuhan yang tinggi tersebut diikuti dengan lonjakan permintaan yang tak terbendung.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menyatakan beberapa pemain dan supplier makanan tidak bertanggung jawab dan melakukan upaya-upaya yang merugikan konsumen demi untuk meningkatkan kuantitas atau kualitasnya, tanpa memikirkan dampak buruk bagi kesehatan.
"Kami menemukan sejumlah produk mengandung BKO, misalnya ada di produk herbal bahkan minuman teh dan kopi. Lalu, untuk produk yang tidak ada izin edar banyak ditemukan di produk impor," katanya dalam Konferensi Pers, Senin (17/4/2023)
Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang mengatakan bahan kimia obat yang terkandung dalam makanan juga dapat menjadi bahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan atau jika terjadi kontaminasi dalam proses pembuatan makanan, simak ulasannya.
Berikut efek samping mengonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia obat:
1. Gangguan Pencernaan
Konsumsi makanan yang mengandung BKO dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan seperti sakit perut, diare, kembung, atau sembelit.
2. Keracunan Makanan
BKO dalam makanan yang dikonsumsi secara berlebihan atau dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan keracunan makanan yang mengakibatkan mual, muntah, diare, hingga dehidrasi dan gangguan pencernaan yang lebih parah.
3. Gangguan Saraf
Beberapa BKO dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan gangguan pada kesehatan seperti pusing, sakit kepala, atau bahkan kejang.
4. Gangguan Kardiovaskular
Konsumsi makanan yang mengandung BKO dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung.
5. Gangguan Ginjal
BKO dalam makanan juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan memperburuk kondisi bagi penderita penyakit ginjal.
Sebagai informasi, pengawasan ini dilakukan sepanjang 13 Maret 2023 hingga 19 April 2023 untuk memantau kualitas pangan, berdasarkan aspek izin edar, waktu kedaluwarsa, dan rusak tidaknya suatu produk.
Selama enam pekan, BPOM telah menemukan 28 persen produk yang tidak memenuhi syarat, umumnya di sarana ritel, termasuk penjual parsel/hampers.
Dilaporkan, sejumlah pangan yang tidak sesuai, seperti minuman kemasan, minuman serbuk, pasta, mie, susu UHT hingga ikan kaleng umumnya ditemukan di wilayah Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Sumatera hingga daerah perbatasan.
Sejauh ini, protokol patroli siber juga dilakukan untuk menghentikan peredaran makanan ilegal atau yang tidak sesuai ketentuan, serta pengawasan secara online untuk memastikan bahwa makanan yang dijual secara daring aman dan layak dikonsumsi.
Masyarakat pun diimbau untuk selalu memperhatikan label dan izin edar pada makanan yang akan dibeli dan dikonsumsi, serta waspada terhadap makanan yang dijual dengan harga sangat murah atau mencurigakan.
"Masyarakat harus awae dengan membaca label kemasan, lalu kadar gula dan lemak demi menjauhkan diri dari diabetes, gangguan hati dan penyakit berbahaya lainnya," ucap Penny.