Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari dua tahun tutup karena pandemi yang melanda dunia, kini saatnya Galeri Indonesia Kaya (GIK) kembali hadir untuk menyapa para penikmat seni usai mempercantik diri.
Selain memberikan fasilitas panggung pentas gratis bagi para pekerja seni Tanah Air, GIK pun terus memanjakan penikmat seni dengan mengembangkan konsep desain yang mengangkat ke-khas-an Indonesia, mulai dari sentuhan rotan hingga ragam corak dari Jawa hingga Sumatra.
Sebagai ruang publik pertama dan satu-satunya di Indonesia, pada 2023 ini GIK menampilkan berbagai atraksi digital interaktif yang menghibur agar terus relevan dengan selera masyarakat.
Program Director Galeri Indonesia Renitasari Adrian menuturkan sejak diresmikan pada 2013, GIK berkomitmen untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.
“Kita terus beradaptasi. Misal pada pandemi, kita buat acara seni lewat medium online. Sekarang, syukur keadaan membaik. Kini, menjadi momentum kami untuk memperkenalkan wajah baru GIK,” ujarnya saat ditemui Bisnis di West Mall Grand Indonesia Lantai 8 pada Jumat (12/5/2023).
Melalui tujuh aplikasinya, GIK sebagai panggung budaya ingin memberi kesegaran dalam dunia kreatif seni pertunjukan Indonesia yang adaptif.
“Berdasarkan evaluasi sebelumnya, maka tema dari GIK akan kita perbarui tiap bulan. Kalau ada hari besar, semua tema di sini akan berubah. Kita punya projection mapping dengan teknologi sensor yang interaktif dan menyenangkan,” tambah Renitasari.
Sebagai informasi, terdapat tujuh aplikasi yang terinspirasi dari ragam kekayaan Indonesia.
Pertama, Bersatu Padu, di mana pengunjung bisa berinteraksi dan menyapa penduduk digital yang mengenakan baju daerah dan bahasanya masing-masing.
Kedua, Selaras Seirama, yaitu kelanjutan dari Bersatu Padu. Pengunjung akan melihat penari tradisional yang seolah menyambut kedatangan Anda. Para penari membawakan berbagai macam tarian daerah diiringi dengan musik tradisional yang dapat ditonton dan dinikmati pengunjung.
Ketiga, Sajian Rasa, di mana pengunjung dapat mendatangi warung digital dan memilih daerah serta jenis kuliner yang tersedia di menu. Nantinya para koki akan memasaknya.
Keempat, Arumdaya, yang memungkinkan pengguna membuat avatar via telepon genggam dan berinteraksi dengan karakter lainnya.
Kelima, yakni Cerita Kita, di panel ini memuat cerita-cerita rakyat berbagai daerah di Indonesia.
Keenam adalah Arungi, di sini sambil membentangkan tangan dan memiringkan badan seolah pesawat, maka pengunjung akan terbang dan melihat berbagai daerah di Indonesia
Terakhir yaitu Pesona Alam, pengunjung dapat melihat dan berinteraksi dengan flora dan fauna yang hidup di berbagai daerah di Indonesia.
“Selain dapat digunakan masyarakat umum, GIK juga menghadirkan pertunjukan unggulan yang diselenggarakan setiap Sabtu pukul 15.00 WIB dan akan ditayangkan keeseokan harinya melalui akun Youtube Indonesia Kaya,” katanya.
Sejauh ini, Renitasari mengatakan sebanyak 600.000 pengunjung telah datang dan lebih dari 2.000 pertunjukan dipertontonkan.
Selama itu pula lebih dari 500 pekerja seni terlibat dalam berbagai kegiatan seni, seperti teater, monolog, pertunjukan musik, apresiasi sastra, kunjungan budaya.
“Sudah hampir 10 tahun GIK mendorong berbagai komunitas kreatif untuk menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan lebih banyak lagi orang-orang kreatif di Indonesia,” tutup Renitasari.