Bisnis.com, JAKARTA -- Berawal dari kegemaran terhadap minuman cokelat sebagai pengganti kopi, Cokelatin Signature eksis sebagai salah satu usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) yang mengusung misi untuk mempopulerkan cokelat asli Indonesia.
Irena Farriha, pemilik Cokelatin Signature, mengisahkan UMKM yang dirintis pada 2016 itu lahir dari pengalamannya pribadi yang mencari substitusi minuman kopi.
"Saya dulu coffee addict, mau beralih ke minuman cokelat tetapi yang ada di pasar kurang masuk rasanya. Mayoritas terlalu manis," ujarnya ketika berbincang dengan Bisnis, baru-baru ini.
Dari situ, Irena mencoba meracik sendiri minuman cokelat yang sesuai dengan seleranya. Minuman cokelat itu lantas menarik minat teman kantor Irena yang lantas menjadi pelanggan awal dan menghasilkan omzet sekitar Rp3 juta--Rp5 juta per bulan.
Antusiasme yang diterima membuat Irena memberanikan diri untuk menekuni bisnis minuman cokelat. Dengan modal awal sekitar Rp7 juta--Rp10 juta, Irena memulai produksi tiga varian minuman cokelat dari dapur rumahnya.
"Kami pakai cokelat lokal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur. Setelah mematangkan konsep, saya produksi varian dark, creamy, dan classic berdasarkan persentase cokelatnya," ungkapnya.
Sejalan dengan kenaikan volume penjualan, Cokelatin Signature saat ini sudah memiliki rumah produksi yang terpisah berupa ruko yang sekaligus digunakan untuk mini outlet dan kantor.
Minuman bubuk cokelat Java Criollo menjadi salah satu produk Cokelatin Signature yang punya banyak penggemar. Varian itu diramu dengan kadar bubuk kokoa criollo blend 80%, cocoa butter 20%, krimer nabati tinggi serat, dan gula aren organik. Untuk kemasan 210 gram, produk itu dibanderol seharga Rp102.000 di platform dagang-el.
Irena menambahkan Cokelatin Signature ingin menyampaikan edukasi untuk meluruskan mispersepsi cokelat yang selama ini dianggap sebagai makanan yang tidak sehat, membuat gendut, dan diabetes karena banyak produk yang beredar memiliki kandungan gula yang tinggi.
Melalui media sosial, lanjutnya, Cokelatin Indonesia juga gencar menggaungkan edukasi tentang sisi baik konsumsi cokelat. Kampanye itu antara lain dilakukan melalui akun Instagram @cokelat_in. Selain itu, Cokelatin Signature juga membawa misi untuk mempopulerkan cokelat asli Indonesia dengan kampanye #BanggaCokelatIndonesia.
Dalam perjalanannya, perkembangan bisnis UMKM olahan cokelat yang berpartisipasi dalam program Brilianpreneur yang digelar oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. itu turut dipengaruhi oleh transformasi digital.
Irena memaparkan tren belanja daring membawa berkah bagi Cokelatin Signature. Apalagi saat pandemi Covid-19 sejak awal 2020 membuat pameran produk UMKM tidak lagi digelar. Padahal, kontribusi ajang pameran terhadap omzet UMKM miliknya mencapai 60% sebelum pandemi.
"Kami akhirnya belajar mengoptimalkan media sosial dan e-commerce untuk platform brand awareness dan penjualan. Sekarang porsi penjualan online dan offline sudah 50%:50%," lanjutnya.
Selain terus mengoptimalkan kanal dagang-el untuk memacu penjualan domestik, Cokelatin Signature juga punya ambisi untuk melebarkan pemasaran ke luar negeri, seperti Amerika Serikat dan Taiwan.
"Saat ini, kami masih modal mandiri belum difasilitasi dengan permodalan dari bank. Kalau ekspor dimudahkan, mungkin perlu permodalan," imbuhnya.
Menurut Irena, potensi pasar di dua negara itu terbuka sejak Cokelatin Signature difasilitasi oleh BRI untuk menggelar pameran di Boston, AS, pada 2022. Sebelumnya, dia menyebut BRI sudah mendukung Cokelatin Signature sejak 2020 dan memilih UMKM miliknya sebagai finalis kompetisi UMKM Brilian Si Idola Pesta Rakyat Simpedes pada 2021.