Bisnis.com, JAKARTA - Aspen Medical dan Docta menandatangani perjanjian pada tahun 2020 untuk menginvestasikan US$1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun di Indonesia.
Bekerja sama dengan BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana, mereka mendirikan perusahaan patungan bernama Sanusa Medika.
Melalui usaha patungan ini, Sanusa Medika menargetkan untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik kesehatan masyarakat di Jawa Barat selama dua dekade mendatang, termasuk pendirian Aspen Medical Hospital di Depok yang baru saja dicanangkan pembangunannya.
Aspen Medical Hospital itu akan dibangun dengan Rumah Sakit berstandar internasional, oleh Sanusa Medika yang merupakan perusahaan joint venture antara perusahaan kesehatan global asal Australia Aspen Medical dan Docta bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jawa Barat PT Jasa Sarana.
Aspen Medical akan menginvestasikan dana sebesar Rp600 hingga Rp750 miliar untuk mendirikan rumah sakit berstandar internasional pertama di Kota Depok di lahan seluas 12,500 m2 di kawasan Shila at Sawangan Depok, Kota Depok, Jawa Barat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI), Airlangga Hartarto mengatakan, “Dengan telah terjalinnya kemitraan antara Indonesia-Australia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022, diharapkan dapat terus meningkatkan investasi perusahaan-perusahaan Australia di Indonesia, seperti yang dilakukan Aspen Medical untuk mendukung sektor layanan kesehatan berkualitas di Indonesia.
"Dibangunnya rumah sakit berkelas internasional seperti Aspen Medical Hospital Depok, diharapkan dapat mengurangi keinginan masyarakat untuk berobat ke luar negeri. Sehingga, devisa negara tidak hilang karena masyarakat berobat ke luar negeri. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mendukung pembangunan rumah sakit yang kurang lebih seperti Aspen Medical Hospital Depok ini, sehingga dapat berdampak positif bagi masa depan medical tourism Indonesia.” paparnya.
Salah satu tujuan utama dari kemitraan ini adalah untuk mengkatalisasi pemulihan kesehatan dan ekonomi bagi penduduk Jawa Barat.
Founder & Executive Chairman of Aspen Medical, Glenn Keys AO mengatakan, dengan rencana dibangunnya Rumah Sakit Aspen Medical Hospital Depok yang akan mengusung konsep layanan terpadu dengan keunggulan kelas dunia, diharapkan dapat memberikan standar, inovasi, dan perawatan kesehatan dengan kualitas standar internasional yang komprehensif dan terintegrasi di satu tempat kepada semua penduduk Jawa Barat.
"Kami sangat senang bisa menghadirkan rumah sakit yang dapat memenuhi beragam kebutuhan layanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di Jawa Barat.” ujarnya.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sesuai dengan instruksi Presiden bahwa ketersediaan rumah sakit dengan layanan lengkap sangat dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, sektor kesehatan akan sangat berdampak pada keseluruhan kesejahteraan masyarakat untuk menjamin seluruh masyarakat memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan yang berkualitas dan dekat.
CEO Sanusa Medika, Dr. Andrew Rochford menambahkan, mereka akan menghadirkan perawatan kesehatan yang lebih baik, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan akses ke layanan kesehatan. Upaya yang kami lakukan ini mencakup berbagai aspek, termasuk peningkatan dalam layanan kesehatan, akses ke lebih banyak tempat tidur rumah sakit, perluasan akses ke lebih banyak peralatan diagnostik, dan penyediaan layanan kesehatan dengan standar internasional.
Sebagai Rumah Sakit Umum tipe B yang akan memiliki sertifikat berstandar internasional, Aspen Medical Hospital Depok akan berkapasitas tempat tidur sebanyak 200 unit, termasuk unit-unit khusus seperti tempat tidur isolasi.
RS ini diharapkan memiliki kemampuan untuk menyediakan lebih dari 30.000 kunjungan Rawat Jalan per tahun dan lebih dari 3.000 hari Rawat Inap pada tahun pertama operasinya serta bisa mencapai potensi optimal untuk lebih dari 300.000 kunjungan Rawat Jalan per tahun dan lebih dari 26.000 hari Rawat Inap pada tahun ke-11.
Rumah sakit ini juga diharapkan dapat menjaring setidaknya 56.000 pasien Inbound Medical Tourism setiap tahunnya.