Bisnis.com, JAKARTA - Banyak orang memiliki mimpi mengeliling tiap negara yang ada di dunia. Namun, mimpi tersebut mungkin belum tercapai karena adanya hambatan, seperti tidak memiliki teman perjalanan.
Padahal, melakukan perjalanan solo juga bisa dilakukan dengan seru. Pengalaman yang didapat juga mungkin akan berbeda dengan melakukan perjalanan dengan teman atau keluarga.
Solo traveler asal Indonesia Fe Angka membagikan pengalamannya melalui wawancara bersama Helmy Yahya di podcast Helmy Yahya Bicara.
Fe Angka sudah melakukan perjalanan hampir ke seluruh negara, tepatnya 146 negara. Hanya benua Afrika yang belum disinggahinya. Bahkan, dia pernah melakukan perjalanan ke negara-negara yang dianggap sulit dijangkau, seperti Korea Utara dan Irak.
Jika melakukan ke perjalanan-perjalanan yang ke negara yang sedang berkonflik, Fe Angka melakukan perjalanan dengan menyewa pemandu pribadi atau tentara. Dia melakukan hal tersebut saat pergi ke Afghanistan dan Korea Utara. Dia mengaku bahwa perjalanan-perjalanan yang ekstrem dan menantang adalah perjalanan yang paling dia sukai.
Fe Angka melakukan perjalanan ke berbagai negara sejak 1996. Dia merupakan seorang kontraktor interior. Untuk transportasi, dia lebih menyukai perjalanan dengan pesawat karena hemat waktu. Sementara itu, untuk penginapan, hotel atau hostel yang murah itu tidak masalah. Dia mengatakan kalau mencari penginapan yang murah itu tidak sulit dan banyak di tiap negara.
Hal yang menjadi tantangan saat melakukan perjalanan adalah pembuatan visa, perizinan, akses, dan banyak lagi. Banyak negara-negara yang pengurusan visanya sangat sulit. Dia beberapa kali membeli visa di negara-negara lain karena terbatas di Indonesia.
Selama melakukan perjalanannya, Fe Angka tidak pernah merasa suatu negara itu buruk. Dia menikmati tiap pemandangannya hingga ceritanya. Menurutnya, sejarah dari suatu tempat yang dikunjunginya adalah hal yang menarik.
“Saya nggak pernah mikir jelek, tuh. Pasti saya bisa menemukan keindahan di mana pun,” katanya.
“Negara Nauru, deh. Dulu negara yang paling kaya, sekarang paling miskin. Jadi bekas-bekasnya doang nih kita lihat. Jadi dari tempat seperti itu saya jadi bisa membayangkan bagaimana mereka dulu itu dari yang begitu makmur menjadi hancur,” tambahnya.
Fe Angka dalam melakukan perjalanannya biasanya langsung ke berbagai negara di satu wilayah. Beberapa kali dia melakukan perjalanan menggunakan cruise yang mampir ke 6 hingga 7 negara. Untuk perjalanan ke Afrika nanti, dia sudah merencanakan akan melakukan trip sebanyak 3 kloter untuk menjangkau tiap negaranya.
Berbeda dengan Fe Angka, salah satu solo traveler lain, Rani Aulia, bisa menetap selama maksimal durasi visa di suatu negara. Rani Aulia pernah menetap di India selama total lima bulan lamanya.
Rani Aulia juga sudah melakukan perjalanan ke luar negeri sejak lama. Namun, dia serius keliling dunia sejak 2015 saat dia memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya. Dia sudah melakukan perjalanan ke 91 negara.
Dia sering melakukan perjalanan dengan anggaran yang sangat kecil. Dia pernah melakukan perjalanan ke Eropa selama tiga bulan dengan anggaran hanya Rp20 juta. Anggaran tersebut tidak termasuk dengan tiket pesawat. Dia juga selalu menggunakan asuransi di tiap perjalanannya.
Jika Fe Angka menyukai perjalanan dengan pesawat ke mana pun, Rani Aulia lebih fleksibel mengenai transportasi saat di suatu wilayah. Selain transportasi publik, dia juga pernah menumpang atau sharing mobil dengan orang lain. Kekurangan dari menumpang mobil tersebut adalah waktunya tidak selalu ada dan menyesuaikan pengemudinya.
Tidak hanya transportasi yang menumpang, Rani Aulia juga sering menumpang inap di rumah atau kamar orang lokal. Dia menggunakan sebuah aplikasi jasa, CouchSurfing, yang memang menawarkan penginapan gratis. Biasanya, orang yang menginap secara gratis itu akan tidur di sofa dan kalau beruntung bisa mendapatkan kamar sendiri. Sejauh ini, Rani Aulia tidak pernah mendapatkan perlakuan tidak baik dari penyedia penginapannya.
Menurutnya, biaya yang paling banyak dihabiskan saat perjalanan ke luar negeri adalah penginapan. Oleh karena itu, Anda bisa memilih penginapan yang bagus, tetapi murah. Selain CouchSurfing, Rani Aulia juga pernah menginap di dormitory karena lebih murah dibandingkan hotel.
Fe Angka dan Rani Aulia mungkin memiliki cara yang berbeda dalam menikmati perjalanan dan mengatur anggaran. Namun, mereka memiliki satu kesamaan, yakni menyukai interaksi sosial. Mereka berdua mengaku suka berkomunikasi dengan warga lokal untuk sekadar membagikan cerita walaupun memiliki keterbatasan bahasa.