Antraks/cdc
Health

Kenali Pencegahan, Gejala, dan Cara Mengobati Penyakit Antraks

Kresensia Kinanti
Selasa, 11 Juli 2023 - 15:44
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Wabah antraks adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan dapat menular ke manusia.

Manusia dapat tertular penyakit antraks melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan yang terkontaminasi seperti wol, daging, atau kulit. 

Untuk mencegah penularan, ada sejumlah gejala antraks pada hewan ternak yang perlu diwaspadai. Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh. Nuryani Zainuddin mengatakan gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian.

Gejala lain yang biasa terjadi seperti pendarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.

Cara lain untuk menghindari penularan antraks adalah dengan menghindari kontak dengan binatang ternak atau menghindari konsumsi daging yang tidak matang jika bepergian ke daerah yang endemik antraks.

Antraks tidak menyebar dari orang ke orang. Penularan, tanda serta gejalanya dapat bervariasi, tergantung pada bagaimana antraks masuk ke dalam tubuh.

Ada tiga cara penularan antraks: pernapasan, pencernaan, dan kulit. Gejala antraks pernapasan umumnya menyerupai flu. Namun, gejala-gejala ini dapat berkembang menjadi masalah pernapasan yang parah. Antraks ini biasanya bisa menyebabkan kematian.

Antraks pencernaan terjadi terutama akibat konsumsi daging yang terkontaminasi. Gejala awal meliputi muntah, kehilangan nafsu makan, mual dan demam yang diikuti dengan muntah darah, sakit perut, dan diare yang parah. Kematian terjadi pada 25 persen hingga 60 persen kasus antraks usus.

Penularan melalui kulit menyumbang sekitar 95 persen dari infeksi antraks dan terjadi ketika bakteri antraks memasuki luka atau lecet pada kulit. Infeksi awalnya menyerupai gigitan serangga (benjolan gatal yang membesar) dan dalam waktu satu hingga dua hari berkembang menjadi vesikel dan kemudian menjadi bisul hitam tanpa rasa sakit. 

Pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat terjadi. Jika tidak diobati, sekitar 20 persen kasus antraks kulit akan menyebabkan kematian. Jika diobati dengan terapi antimikroba yang tepat, kematian akibat bentuk antraks ini jarang terjadi.

Semua jenis antraks dapat menyebabkan demam, menggigil, kelelahan, dan sakit kepala. Antraks dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit yang parah, termasuk infeksi otak dan bahkan kematian, jika tidak ditangani.

Salah satu cara untuk menangani penyakit ini adalah vaksin. Vaksin antraks sudah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 18 hingga 65 tahun yang berisiko terpapar bakteri antraks, termasuk:

  • Pekerja laboratorium tertentu yang bekerja dengan Bacillus anthracis
  • Orang yang menangani hewan yang berpotensi terinfeksi
  • Beberapa personel militer (ditentukan oleh Departemen Pertahanan)
  • Beberapa petugas tanggap darurat dan petugas tanggap lainnya yang kegiatan tanggapnya dapat menyebabkan paparan


Orang-orang ini harus mendapatkan 3 dosis vaksin antraks, diikuti dengan dosis penguat untuk perlindungan berkelanjutan.

Vaksin antraks juga direkomendasikan untuk orang yang belum divaksinasi dari segala usia yang telah terpapar antraks. Orang-orang ini harus mendapatkan 3 dosis vaksin antraks bersama dengan obat antibiotik yang direkomendasikan.

Vaksin antraks belum pernah diteliti atau digunakan pada anak berusia kurang dari 18 tahun. Karena penggunaannya pada anak-anak yang terpapar tidak disetujui oleh FDA, vaksin ini harus digunakan di bawah Investigational New Drug (IND) dan memerlukan persetujuan dari orang tua atau wali yang sah.

Risiko dari reaksi vaksin antraks

Setelah mendapatkan suntikan vaksin antraks, beberapa orang mungkin akan mengalami:

- Kemerahan, gatal, benjolan atau memar di tempat suntikan diberikan

- Nyeri otot atau kesulitan jangka pendek untuk menggerakkan lengan

- Sakit kepala atau kelelahan

Seperti halnya obat apa pun, kecil kemungkinan vaksin menyebabkan reaksi alergi yang parah, cedera serius lainnya, atau kematian.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro