Bakteri Bacillus anthracis penyebab antraks/wikipedia
Health

WHO Catat 1.100 Kasus Antraks di 5 Negara

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 13 Desember 2023 - 14:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Lima negara mencatat kasus wabah penyakit antraks dengan lebih dari dugaan 1.100 kasus dan 20 kematian tahun ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan, sebanyak 1.166 kasus yang diduga telah dilaporkan di Kenya, Malawi, Uganda, Zambia dan Zimbabwe.

Tiga puluh tujuh kasus telah dikonfirmasi melalui tes laboratorium, kata WHO.

Dikatakan bahwa kelima negara tersebut mengalami wabah musiman setiap tahunnya, namun Zambia mengalami wabah terburuk sejak tahun 2011 dan Malawi melaporkan kasus pertama pada manusia pada tahun ini. Uganda telah melaporkan 13 kematian.

Antraks biasanya menyerang hewan ternak seperti sapi, domba dan kambing, serta herbivora liar.

Namun manusia dapat tertular jika terpapar dengan hewan atau produk hewani yang terkontaminasi.

Antraks umumnya tidak dianggap menular antar manusia. Namun demikian, kasus penularan dari orang ke orang jarang terjadi, kata WHO.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pembentuk spora dan kadang-kadang dikaitkan dengan versi senjata yang digunakan dalam serangan tahun 2001 di Amerika Serikat, ketika lima orang meninggal dan 17 lainnya jatuh sakit setelah terkena spora antraks dalam surat yang dikirim melalui pos.

Bakteri antraks juga terdapat secara alami di dalam tanah.

Dalam penilaian terpisah terhadap wabah Zambia, yang paling memprihatinkan, WHO mengatakan bahwa 684 kasus yang diduga telah dilaporkan di negara Afrika bagian selatan itu pada tanggal 20 November, dengan empat kematian. Kasus antraks pada manusia telah dilaporkan di sembilan dari 10 provinsi di Zambia.

Dalam satu kasus, 26 orang diduga tertular penyakit ini karena memakan daging kuda nil yang terkontaminasi. WHO mengatakan ada risiko tinggi wabah Zambia akan menyebar ke negara tetangga.

Wabah di kelima negara tersebut “kemungkinan besar didorong oleh berbagai faktor, termasuk guncangan iklim, kerawanan pangan, persepsi risiko rendah, dan paparan penyakit melalui penanganan daging hewan yang terinfeksi,” kata WHO.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro