Guru Besar Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Lili Zalizar. Istimewa
Health

Tips Aman Konsumsi Daging, Bebas dari Antraks

Choirul Anam
Rabu, 12 Juli 2023 - 18:51
Bagikan

Bisnis.com, MALANG - Di tengah maraknya kasus antraks, muncul kekhawatiran masyarakat mengonsumsi daging merah.

Pasalnya, salah satu cara penularan bakteri antraks ini dengan mengonsumsi daging yang telah terinfeksi antraks.

Saat ini, penyakit antraks di Gunungkidul, Yogyakarta telah menelan tiga korban jiwa dan sebanyak 93 orang dilaporkan positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang sudah mati.

Menurut Guru Besar Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Lili Zalizar, wabah ini bukan kali pertama terjadi di Yogyakarta.

Penyakit antraks ini sulit diberantas karena ditularkan melalui spora antraks yang tahan di tanah selama bertahun tahun.

Agar Anda tetap bisa mengonsumsi daging sapi tanpa harus merawa khawatir tertular, ada beberapa tips yang harus Anda perhatikan.

Pertama, pastikan membeli daging yang ternaknya disembelih di rumah potong hewan (RPH) serta harus dimasak dengan suhu tinggi agar spora yang ada di daging mati.

“Daging sebaiknya dimasak menggunakan presto atau autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit. Kemudian, direbus kembali dengan suhu 100 derajat celcius selama satu sampai dua jam,” kata .Guru Besar Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Lili Zalizar, di Malang, Rabu (12/7/2023).

Dia memaparkan, karena tahan sampai puluhan tahun di tanah, kemungkinan ternak bisa terinfeksi karena makan rumput yg tercemar spora antraks.

Oleh karena itu, ternak yang mati diduga karena antraks harus dikubur dengan kedalaman minimal dua meter.

Lili yang juga dosen prodi peternakan UMM itu menjelaskan, antraks merupakan penyakit yang dapat menular ke manusia (zoonosis) yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis. Penularan terjadi melalui spora anthrax yang bisa masuk melalui tiga jalur.

“Pertama spora antraks bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran nafas (terhirup) yang dapat menyebabkan sesak nafas hingga berujung pada kematian. Selain itu spora antraks bisa masuk melalui luka pada kulit  yang bisa menyebabkan bisul atau pembengkakan di tempat yang terinfeksi. Ketiga spora antraks masuk ke saluran pencernaan dari daging hewan yang tidak dimasak dengan baik atau dengan suhu tinggi,” ucapnya.

Dia menambahkan, gejala klinis pada hewan yang terserang antraks yaitu berupa kejang kejang dan tiba-tiba jatuh. Selain itu juga ditemukan keluarnya darah dari mulut, hidung, anus dan vagina pada ternak betina.

“Sebaiknya, para peternak dapat segera lapor ke dinas peternakan atau mantri hewan jika hewan ternaknya menunjukkan gejala tersebut. Para peternak juga dilarang keras untuk menyembelih hewan yang diduga terkena antraks karena darah yang keluar pada waktu penyembelihan berisi bakteri antraks. Selain itu, di daerah endemik antraks seharusnya dilakukan vaksinasi secara reguler,” ujarnya.

Dia mengingatkan, selain menyerang sapi penyakit antraks juga bisa menyerang hewan lainnya seperti kambing, domba, kerbau dan juga babi. Penyebaran antraks antar hewan biasanya terjadi karena hewan ternak memakan rumput yang dekat dengan tempat di mana hewan tertular antraks dikubur.

Penulis : Choirul Anam
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro