Cara agar tidak candu HP dan berhenti scrolling smartphone
Health

Ini Efek Buruk Menghabiskan Waktu Scrolling Media Sosial

Kresensia Kinanti
Kamis, 13 Juli 2023 - 18:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Jejaring sosial telah menjadi bagian besar dari kehidupan kita sehari-hari. Media digital dapat menjadi pengantar yang baik, tapi tidak jika digunakan secara berlebihan. 

Jika seseorang mulai menggunakannya untuk menghabiskan setiap waktu luangnya dan secara bertahap mulai mengganggu tugas-tugasnya, itu mungkin bukan pertanda baik.

Belum lagi, di media sosial, Anda bisa melihat realitas dengan kesan yang terdistorsi. Semua orang memotret diri mereka sendiri dengan penampilan yang sebaik mungkin. Jadi ketika Anda membandingkannya dengan kehidupan nyata Anda, mungkin terlihat bahwa Anda melakukan sesuatu yang salah. 

Popularitas jejaring sosial

Popularitas platform online masih terus meningkat, sebagaimana dibuktikan oleh survei Global WebIndex pada bulan Januari 2022. Survei tersebut menyatakan bahwa jejaring sosial digunakan oleh 58,4% populasi dunia, yang mewakili 4,62 miliar orang.

Rata-rata, orang secara aktif menggunakannya selama sekitar 2 jam 27 menit setiap hari, dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. Menariknya, rata-rata orang membuka telepon genggam sekitar 52 kali sehari.

Dari mana asal muasal scrolling?

Pernahkah Anda berpikir, dari mana asal mula scrolling tanpa akhir, yang juga dikenal sebagai infinite scrolling atau doomscrolling? Ini adalah teknik yang secara terus menerus menampilkan lebih banyak konten baru di layar komputer, tablet, atau smartphone.

Sementara pengguna menggeser jarinya dari atas ke bawah. Teknik ini digunakan oleh Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok.

Scrolling ini bisa diibaratkan sebagai alam semesta. Anda menjelajahi bagian yang lebih dalam dan lebih dalam lagi, tetapi tidak pernah menemukan batas-batasnya. Teknik scrolling tak berujung ditemukan oleh pengembang Aza Raskin, yang pertama kali menunjukkannya kepada dunia pada tahun 2006. 

Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pengalaman pengguna, cukup gerakkan ibu jari Anda ke atas dan ke bawah tanpa mengganggu konsumsi konten Anda dengan mengklik situs lain. Meskipun Raskin menciptakannya dengan tujuan yang mulia, seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menjadi kecanduan scrolling.

Pencipta teknologi ini bahkan menyatakan di Twitter-nya bahwa scrolling tanpa henti menyebabkan pemborosan 200.000 nyawa manusia per hari.

tips agar tidak main hp terus
tips agar tidak main hp terus

Mengapa scrolling berlebihan tidak baik?

Kebiasaan scrolling tanpa henti dapat menyebabkan perasaan tidak menyenangkan, misalnya, pada saat-saat ketika Anda tidak memegang smartphone Anda. Saat Anda mencoba menyimpannya, keinginan untuk membukanya kembali bisa terjadi beberapa kali selama satu jam pertama. 

Rata-rata, orang menggunakan ponsel mereka hingga 52 kali sehari. Setelah 12 jam tanpa ponsel, Anda mungkin merasa cemas karena hormon stres kortisol mulai dilepaskan secara berlebihan dalam tubuh Anda.

Ketika Anda mencoba untuk tidak menggunakan smartphone selama 24 jam, sindrom yang disebut FOMO (Fear Of Missing Out) dapat terjadi. Ini pertama kali dijelaskan pada tahun 2004. Ini adalah fenomena ketika seseorang takut akan kehilangan sesuatu yang penting, tidak hanya di jejaring sosial.

Oleh karena itu, seseorang sering mengalami dorongan untuk melihat apa yang baru. Kekhawatiran bahwa ada sesuatu yang terlewatkan dapat menyebabkan stres dan masalah lainnya.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro