Bisnis.com, JAKARTA – Stroke ringan atau yang dikenal dengan serangan iskemik sementara adalah kondisi dimana terjadinya penyumbatan singkat pada aliran darah ke otak.
Biasanya, stroke ringan berlangsung kurang dari 24 jam dan hanya berlangsung selama beberapa menit atau hanya 1-2 jam.
Kurangnya suplai darah ke otak untuk sementara waktu adalah penyebab utama kondisi ini.
Volume darah untuk memberi makan otak dan sistem saraf menyumbang sekitar 15% dari total volume darah seluruh tubuh dan disuplai ke otak oleh kontraksi jantung dan pergerakan sistem arteri.
Menurut beberapa statistik, setelah mengalami stroke ringan, hingga 50% pasien mengalami setidaknya satu kali stroke dalam waktu 5 tahun.
Gejala stroke ringan
Gejala stroke ringan mirip dengan gejala stroke biasa. Beberapa gejala stroke ringan meliputi:
- Tekanan darah meningkat secara tiba-tiba
- Mati rasa pada lengan atau tungkai
- Pusing mendadak
- Tidak sadarkan diri
- Hilangnya ingatan sementara
- Perubahan suasana hati
- Hilangnya keseimbangan
- Kesulitan memahami pembicaraan
- Kesulitan berbicara
- Kelemahan otot atau mati rasa, seringkali hanya pada satu sisi tubuh
- Masalah penglihatan seperti kesulitan melihat pada salah satu atau kedua mata atau penglihatan ganda
Umumnya gejala stroke ringan hanya berlangsung selama beberapa menit, tetapi ada juga yang berlangsung hingga 24 jam.
Gejala stroke ringan biasanya dimulai secara tiba-tiba. Sangatlah penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin untuk pemulihan stroke ringan yang optimal.
Selain itu, beberapa gejala stroke ringan dapat disalahartikan sebagai kondisi lain, seperti:
- Migrain: sakit kepala sering kali menyertai gejala mual, takut terhadap cahaya terang dan suara. Rasa sakit biasanya berkembang perlahan-lahan dalam waktu lebih dari 30 menit.
- Pingsan: Pasien mengalami kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan singkat, tanpa gejala lain.
- Kejang sementara: gejala biasanya dimulai di beberapa bagian dan kemudian secara bertahap menyebar.
- Amnesia sementara: pasien tiba-tiba kehilangan ingatan. Ketika sadar, pasien tidak memiliki gejala neurologis fokal lainnya.
Penyebab stroke ringan
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke, baik yang ringan maupun yang berat. Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat diobati meliputi:
- Faktor risiko gaya hidup seperti obesitas atau kelebihan berat badan, kurang aktif secara fisik, mengonsumsi alkohol, merokok, berada di sekitar perokok pasif, dan penggunaan obat-obatan terlarang seperti metamfetamin dan kokain
- Faktor risiko medis seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular (misalnya kelainan jantung, infeksi jantung, gagal jantung, atau irama jantung yang tidak normal seperti fibrilasi atrium), apnea tidur obstruktif, dan riwayat serangan jantung, stroke, atau serangan iskemik transien
Beberapa faktor lain yang dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari stroke ringan adalah:
- Riwayat keluarga
Jika beberapa anggota keluarga Anda memiliki riwayat stroke ringan, Anda akan memiliki risiko yang lebih tinggi.
- Usia
Lansia atau orang yang berusia 55 tahun atau lebih tua memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
- Jenis kelamin
Wanita memiliki risiko lebih rendah terkena stroke dibandingkan pria. Namun, lebih dari separuh kematian akibat stroke ringan terjadi pada wanita.
- Stroke sebelumnya
Orang yang pernah mengalami stroke sebelumnya memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk mengalami kekambuhan.
- Penyakit sel sabit
Juga dikenal sebagai anemia sel sabit. Sel darah sabit membawa sangat sedikit oksigen. Pada saat yang sama, sel ini cenderung tersangkut di dinding arteri. Hal ini akan mengganggu aliran darah ke otak. Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab paling umum dari stroke kecil.
Tekanan darah tinggi juga merupakan penyebab stroke yang sebenarnya, sehingga serangan iskemik transien merupakan tanda kondisi yang lebih serius di masa depan. Kontrol tekanan darah yang baik penting dalam mencegah serangan iskemik transien dan stroke di masa depan.
- Hormon
Obat-obatan (seperti KB) atau terapi hormon yang meningkatkan estrogen dapat meningkatkan risiko.