Bisnis.com, JAKARTA – Keringat adalah cairan tak berbau yang dikeluarkan dari kelenjar ekrin (kelenjar keringat) dan merupakan respon tubuh untuk menjaga suhu tubuh.
Meskipun berkeringat merupakan hal yang wajar saat cuaca panas, berolahraga, atau saat merasa gugup, namun beberapa orang memiliki jumlah produksi keringat lebih banyak dibanding orang pada umumnya.
Kondisi keringat berlebihan yang melebihi batas normal ini disebut hiperhidrosis. Orang dengan hiperhidrosis memiliki kelenjar ekrin yang terlalu aktif sehingga dapat menyebabkan telapak tangan, kaki, ketiak, dan bagian tubuh lainnya selalu basah kuyup oleh keringat.
Ada dua jenis hiperhidrosis atau keringat banyak:
1. Hiperhidrosis primer
Hiperhidrosis primer merupakan kondisi yang disebabkan oleh genetik dari keluarga biologis. Ini adalah jenis hiperhidrosis yang paling umum. Biasanya terjadi pada ketiak, tangan, kaki, dan wajah dan umumnya dimulai sebelum usia 25 tahun.
2. Hiperhidrosis sekunder
Hiperhidrosis sekunder adalah keringat berlebih yang disebabkan oleh kondisi medis atau efek samping dari suatu pengobatan. Beberapa contohnya termasuk diabetes dan penyakit Parkinson serta obat-obatan. Hiperhidrosis ini juga dapat menyebabkan penderitanya berkeringat saat tidur.
Tanda dan gejala umum hiperhidrosis
1. Berkeringat tanpa sebab
Berkeringat banyak, bahkan ketika sedang beristirahat atau dalam suhu yang lebih dingin, dapat menjadi tanda hiperhidrosis.
2. Pakaian yang basah kuyup
Penderita hiperhidrosis dapat mengganti pakaian beberapa kali setiap hari karena berkeringat.
3. Gangguan pada aktivitas sehari-hari
Keringat yang berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, sehingga sulit untuk memegang benda karena telapak tangan yang berkeringat atau menyebabkan ketidaknyamanan karena bekas keringat yang terlihat pada pakaian.
4. Kaki dan tangan yang sering lembap
Kelembaban yang terus-menerus di telapak tangan dan telapak kaki yang tidak sebanding dengan tingkat aktivitas atau suhu dapat mengindikasikan hiperhidrosis.
5. Iritasi kulit
Keringat yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, lecet, atau infeksi jamur di area yang rentan terhadap penumpukan keringat, seperti ketiak, pangkal paha, atau di bawah payudara.
6. Riwayat keluarga
Jika anggota keluarga Anda memiliki riwayat keringat berlebih, Anda mungkin secara genetik cenderung mengalami hiperhidrosis.
Baca Juga : Ciri-ciri Keringat Karena Sakit Jantung |
---|
Bagaimana mengatasi keringat berlebih?
Perawatan untuk hiperhidrosis bervariasi berdasarkan bagian tubuh yang terkena, tingkat keparahan, dan pilihan perawatan yang sesuai. Beberapa perubahan gaya hidup dapat memperbaiki gejala atau mengatasi keringat berlebih, seperti:
1. Menggunakan semprotan antiperspirant. Zat aktif yang terkandung dalam antiperspirant bekerja dengan cara menutup kelenjar keringat sehingga tubuh berhenti memproduksi keringat.
2. Mengubah rutinitas seperti mandi lebih sering, dapat memperbaiki gejala ringan.
3. Memakai baju yang nyaman dan mudah menyerap keringat.
Selain merubah gaya hidup, hiperhidrosis dapat diatasi dengan penggunaan obat, seperti:
1. Antikolinergik (glycopyrrolate dan oksitosin)
2. Antidepressants
3. Beta-blocker
4. Tisu obat (glycopyrronium tosylate, Qbrexza®)
5. Gel aluminium klorida
Namun, pastikan untuk menghubungi dokter atau layanan kesehatan sebelum menggunakan obat-obatan tersebut. (Kresensia Kinanti)