Author

Levana Sani

CEO NalaGenetics

Lihat artikel saya lainnya
Diet keto/
Health

Opini: Transformasi Kesehatan dan Pemilihan Diet Melalui Tes Nutrigenetik

Levana Sani
Sabtu, 26 Agustus 2023 - 16:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Semua sudah pasti banyak yang mendengar dan ingin menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan makan makanan sehat atau yang sering disebut dengan “diet”.

Penerapan hidup sehat ini merupakan salah satu dampak terbesar yang dapat dilihat setelah pandemi Covid-19 berakhir. Kesadaran akan risiko penyakit mematikan telah mendorong individu untuk menjaga kebugaran fisik dan mengadopsi gaya hidup sehat melalui olahraga teratur dan diet seimbang.

Dari situ, tren mengenai bermacam-macam diet yang dapat dijalankan pun mulai meningkat. Contohnya, diet keto, diet vegan, hingga diet intermiten atau sering disebut dengan intermittent fasting. Namun, jika terdapat banyak sekali metode diet, mengapa masih banyak individu yang gagal diet?

Mengapa kegagalan diet masih sering terjadi?

Faktanya, data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan  bahwa 95.5% orang Indonesia tidak menjalani diet yang sehat. Terlebihnya, hanya 26.5% dari masyarakat mengonsumsi lemak sesuai anjuran Kemenkes.

Perlu diketahui bahwa kata “diet” pada dasarnya berarti pola makan yang cara dan jenis makanannya diatur. Diet bukan berarti “makan lebih sedikit” apalagi “tidak makan sama sekali”. Diet pun memiliki banyak sekali faktor yang dapat berpengaruh pada kesuksesannya, termasuk tingkat aktivitas yang dilakukan, teraturnya jadwal dan porsi makan, hingga usia pendiet.

Jika ditelaah lebih lanjut, ternyata terdapat aspek yang sangat tidak terpikirkan oleh masyarakat umum, yaitu faktor genetik!

Diet dan genetik

Mengapa genetik? Perlu diketahui bahwa semua manusia terlahir dengan DNA yang unik. Molekul penting di dalam tubuh ini mempunyai peran di hampir setiap aspek dari tubuh kita semua, termasuk penampilan fisik, golongan darah, hingga berbagai proses yang terjadi sehari-hari seperti pencernaan nutrisi dari makanan. 

Prinsip ini menjadi sebuah kunci di balik mengapa kegagalan diet seringkali terjadi serta dapat membantu para pendiet menjalani diet yang lebih sehat dan sesuai dengan tubuh mereka dalam skala genetik. Ilmu yang fokus dalam mempelajari interaksi antara nutrisi dan gen disebut dengan nutrigenetik/nutrigenomik.

Apa itu tes nutrigenetik?

Tes DNA nutrigenetik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi variasi dalam DNA yang terkait dengan proses metabolisme, regulasi nafsu makan, dan penyerapan nutrisi. Hal ini memberikan pemahaman mendalam tentang kebutuhan khusus tubuh seseorang. Dengan informasi ini, individu dapat membuat keputusan informasi yang lebih akurat mengenai pola makan mereka.

Selain rekomendasi nutrisi, hasil tes DNA nutrigenetik juga dapat memberikan wawasan tentang potensi respons tubuh terhadap suplementasi vitamin atau mineral tertentu. Dengan demikian, individu dapat membuat pilihan yang lebih cerdas mengenai suplementasi yang diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan optimal.

Hasil tes nutrigenetik dapat diperoleh dalam bentuk laporan lengkap berisi informasi esensial mengenai cara tubuh kita mencerna berbagai nutrisi, interaksi antara gen kita dan nutrisi tertentu, sampai menentukan meal plan yang disusun khusus dari profil genetik kita. Individu dapat bekerjasama dengan ahli gizi untuk membuat pilihan diet yang cerdas dan terpadu.

Bagaimana cara melakukan tes DNA nutrigenetik?

Tes nutrigenetik hanya memerlukan pengambilan sampel DNA menggunakan alat swab di dalam rongga mulut selama sekitar 1 menit yang bisa dilakukan di kenyamanan rumah Anda. Setelah sampel DNA terkumpul, informasi DNA tersebut akan dianalisis untuk mengidentifikasi variasi genetik yang berkaitan dengan respon tubuh terhadap nutrisi dan metabolisme.

Apa tes nutrigenetik akan semakin diterapkan di Indonesia dalam waktu mendekat?

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup yang sehat dan Biomedical and Genome Initiative (BGSi), sebuah proyek genom nasional yang diluncurkan langsung oleh Kementerian Kesehatan, tes nutrigenetik dan jenis-jenis tes berbasis DNA lainnya memiliki potensi besar untuk diterapkan secara luas di Indonesia.

Dengan menargetkan pengumpulan 10.000 genom Indonesia dalam dua tahun ke depan, BGSi diharapkan untuk membuat proses pengobatan yang lebih efisien dan spesifik pada setiap masyarakat Indonesia.

Terlebihnya, sebuah studi yang dilakukan oleh NalaGenetics pun membuktikan peningkatan sebesar ~33% yang signifikan dalam kebiasaan makan pada peserta studi setelah mengikuti tes dan konseling nutrigenetik selama periode 3 bulan. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai kesadaran, persepsi, pengetahuan, serta sikap para peserta terhadap layanan tes nutrigenetik di Indonesia.

Dengan penerapan unsur genetik pada diet kita, nutrisi yang dikonsumsi dapat diperhatikan lebih baik untuk mencapai tujuan kesehatan dengan sehat dan efisien.

 

Penulis : Levana Sani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro