Bisnis.com, JAKARTA – Pohon kelapa merupakan tumbuhan dengan banyak manfaat. Setiap bagian dari pohon kelapa dapat diolah, sehingga tidak jarang pohon ini dikenal sebagai pohon serbaguna.
Buah kelapa biasanya bisa diolah menjadi minyak kelapa yang pada umumnya dikenal sebagai bahan makanan dan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, termasuk membantu menurunkan berat badan dan mencegah demensia. Namun banyak ilmuwan mengatakan tidak ada cukup bukti ilmiah untuk klaim tersebut.
Menurut American Heart Association, minyak kelapa kaya akan lemak jenuhnya yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Baca Juga 9 Manfaat Minyak Kelapa |
---|
Dilansir Medical News Today (12/9/2023) sebuah penelitian pada tikus menemukan bahwa minyak kelapa mungkin berkontribusi terhadap obesitas.
Minyak kelapa dosis rendah yang ditambahkan ke dalam makanan tikus selama delapan minggu menyebabkan perubahan metabolisme yang berkontribusi pada perkembangan obesitas dan penyakit penyerta terkait. Minyak kelapa mengganggu kemampuan tikus dalam menggunakan leptin dan insulin, dua hormon yang penting untuk mengatur pengeluaran energi, rasa lapar dan cara tubuh menangani lemak dan gula.
Temuan ini mendukung hipotesis bahwa pola makan tinggi asam lemak jenuh dapat menyebabkan resistensi leptin. Pada saat resistensi leptin berkembang, jaringan penyimpanan lemak tubuh yang dikenal sebagai jaringan adiposa putih, juga menjadi kurang responsif terhadap leptin.
Ilmuwan nutrisi, Dr. Taylor Wallace mengungkapkan studi ini menunjukkan bahwa minyak kelapa dapat mempersulit tubuh untuk merespon hormon penting yang mengatur rasa lapar dan penggunaan energi yang kemudian hal ini berpotensi pada masalah seperti obesitas dan resistensi terhadap insulin, yang merupakan masalah utama diabetes.
Ahli diet terdaftar Kristin Kirkpatrick mengutip sebuah penelitian pada tahun 2022 yang menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia yang menilai minyak kelapa, tetapi beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah yang dikonsumsi dan pengolahan minyak itu sendiri.
Dr. Wallace mengungkapkan relevansi temuan penelitian ini dengan manusia masih belum jelas. Namun penelitian menemukan bahwa tikus dan manusia memiliki genetika yang sama, maka penelitian ini adalah permulaan yang baik.
Dr. Wallace kembali menyarankan menurut penelitian, yang paling bermanfaat bagi kesehatan sering kali ditemukan pada minyak zaitun, serta minyak alpukat, wijen, biji rami, kenari, daripada minyak kelapa.
Di antara sumber lemak makanan yang umum, minyak kelapa memiliki persentase lemak jenuh tertinggi. Meskipun minyak kelapa telah dipasarkan dan digembar-gemborkan sebagai makanan kesehatan, minyak kelapa lebih buruk daripada mentega, lemak babi dan lemak hewani lainnya.
American Heart Association menyetujui nilai kesehatan yang lebih besar dari lemak tak jenuh dan mencatat bahwa minyak kelapa terbukti meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat).
Bagi orang-orang yang memiliki penyakit jantung atau yang berisiko terkena penyakit jantung, American Heart Association menyarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 6% kalori sehari dari lemak jenuh minyak kelapa atau setara dengan 13 gram berdasarkan diet 2.000 kalori dan hanya satu sendok makan minyak kelapa yang mendekati batas tersebut. (Maria Elfika Simplisia)