Bisnis.com, JAKARTA – Halo-Halo Bandung merupakan salah satu lagu perjuangan Indonesia ciptaan Ismail Marzuki. Lagu ini menjadi viral, karena dijiplak Malaysia dengan judul Halo Kuala Lumpur.
Sejarah lagu agu Halo-Halo Bandung menceritakan tentang semangat perjuangan rakyat kota Bandung dalam masa pasca kemerdekaan tahun 1946, khususnya pada peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 23 Maret 1946.
Peristiwa Bandung Lautan Api sendiri adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di Bandung, pada 23 Maret 1946. Dalam peristiwa tersebut, sekitar 200.000 penduduk bandung membakar kediaman mereka, kemudian meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah Selatan Bandung.
Hal ini dilakukan dengan tujuan mencegah tentara Sekutu menggunakan Kota Bandung sebagai markas strategi militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Kemudian istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut.
Lagu Halo-Halo Bandung berawal dari perjalanan Ismail Marzuki sebagai penyanyi dan penulis lagu dari grup keroncong Lief Java. Ismail Marzuki kemudian menikahi rekan sesama penyanyi di grup musiknya, Eulis Zuraidah dan memutuskan untuk kembali ke kota Batavia.
Namun, kenangan indah selama menetap di kota Bandung melekat kuat dalam ingatannya. Hingga akhirnya dia menciptakan lagu berbahasa sunda berjudul “Hallo Bandung”, serta beberapa lagu bertema serupa seperti “Bandung Selatan di Waktu Malam” dan “Saputangan dari Bandung Selatan”.
Pada awal lahirnya lagu “Hallo Bandung”, lagu ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa rindu, bukan sebagai lagu perjuangan. Kemudian selama masa pendudukan Jepang, lagu ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari propaganda pihak tentara Jepang.
Setelah pernyataan kekalahan Jepang, para pejuang kemerdekaan Indonesia kemudian menghadapi masuknya tentara NICA Belanda serta tentara Sekutu dari Kerajaan Inggris, yang berlangsung selama empat tahun. Masa ini dikenal sebagai periode Revolusi Nasional.
Pada awal masa ini, Ismail Marzuki bersama istrinya mengungsi ke Bandung untuk menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di Jakarta. Namun, tidak lama setelah mereka menetap di Bandung, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan pihak pejuang Indonesia untuk segera meninggalkan kota.
Pihak pejuang Indonesia kemudian menjawab ultimatum tersebut dengan membakar bangunan dan gedung di penjuru wilayah selatan kota Bandung secara sengaja sebelum mereka meninggalkan kota pada 24 Maret 1946, yang kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api.
Peristiwa ini mengilhami Ismail Marzuki beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu "Hallo Bandung" menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan.
Lirik Lagu Halo-Halo Bandung
Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Segera setelah itu, lagu "Halo-Halo Bandung" menjadi sangat dikenal hingga kini dan menjadi salah satu lambang perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. (Kresensia Kinanti)