Bisnis.com, JAKARTA — Sleep Paralysis atau ketindihan merupakan sebuah kondisi yang pernah dialami semua orang dan sebagian orang menganggap itu sebagai keadaan supranatural.
Faktanya, ketindihan bukanlah keadaan supranatural melainkan suatu keadaan yang bisa dijelaskan secara ilmiah dan memiliki faktor penyebabnya.
Sleep paralysis atau ketindihan adalah perasaan sadar tetapi tidak mampu bergerak. Hal ini terjadi ketika seseorang melewati tahap antara terjaga dan tidur.
Baca Juga Bahaya, Ini Buruk Tidur di Samping HP |
---|
Selama transisi ini, tubuh mungkin tidak dapat bergerak atau berbicara selama beberapa detik hingga beberapa menit. Beberapa orang mungkin juga merasakan tekanan atau perasaan tercekik.
Kelumpuhan tidur mungkin menyertai gangguan tidur lainnya seperti narkolepsi. Narkolepsi adalah kebutuhan tidur yang berlebihan yang disebabkan oleh adanya masalah pada kemampuan otak untuk mengatur tidur.
Faktor Penyebab Ketindihan atau Sleep Paralysis
Para peneliti meyakini kelumpuhan tidur disebabkan oleh terganggunya siklus pergerakan mata cepat karena hal ini sebagian besar terjadi saat orang memasuki atau keluar dari tidur REM.
Pada tahap tersebut, otak biasanya melumpuhkan otot-otot sehingga tubuh tidak dapat mewujudkan mimpinya. Namun selama kelumpuhan tidur, orang yang tidur dalam keadaan terjaga, atau setengah terjaga, sehingga sadar bahwa mereka tidak dapat bergerak.
Saat tidur, tubuh bergantian antara tidur REM (rapid eye Movement) dan NREM (non-rapid eye Movement). Satu siklus tidur REM dan NREM berlangsung sekitar 90 menit. Tidur NREM terjadi pertama kali dan memakan hingga 75% dari keseluruhan waktu tidur.
Selama tidur NREM, tubuh rileks dan memulihkan diri. Di akhir NREM, tidur tubuh beralih ke REM. Mata bergerak cepat dan mimpi terjadi, namun seluruh tubuh tetap sangat rileks. Otot di tubuh akan "dimatikan" selama tidur REM oleh otak. Jika kamu sadar sebelum siklus REM selesai, kamu mungkin menyadari bahwa kamu tidak dapat bergerak atau berbicara.
Kesimpulannya, kondisi ketindihan bukanlah disebabkan oleh setan atau hantu melainkan kondisi kamu terbangun disaat semua otot-otot telah berhenti bekerja sehingga kamu tidak dapat bergerak atau berbicara.
Kondisi ini disebabkan oleh banyak hal seperti, narkolepsi, pergeseran waktu kerja, Kurang tidur dan apnea tidur obstruktif.
Sleep paralysis atau ketindihan memiliki gejala seperti, kelumpuhan pada anggota tubuh, ketidakmampuan untuk berbicara, rasa tercekik, halusinasi, takut, panik, ketidakberdayaan, ada tekanan di tenggorokan, dan kantuk di siang hari yang mungkin merupakan tanda narkolepsi.
Ketika kamu mengalami sleep paralysis, kamu hanya perlu fokus pada gerakan tubuh kecil seperti menggerakkan satu jari, lalu jari lainnya. Hal ini dapat membantu kamu pulih lebih cepat.
Salah satu cara terbaik untuk menghindari kelumpuhan tidur adalah dengan meningkatkan kualitas tidur. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan:
1. Memiliki jadwal tidur yang tetap dengan waktu tertentu untuk tidur dan bangun.
2. Menciptakan lingkungan tidur nyaman yang gelap dan tenang.
3. Menjauhkan ponsel, tablet, e-reader, dan komputer sebelum waktu tidur.
4. Bersantai sebelum tidur dengan mandi, membaca atau mendengarkan musik yang menenangkan. (Ernestina Jesica Toji)