Virus dengue/flickr.com
Health

Kemenkes Catat 68.996 Kasus DBD di Tanah Air Sepanjang 2023

Newswire
Selasa, 17 Oktober 2023 - 10:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mencatat, paruh Oktober 2023, ada 68.996 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan kasus kematian 498 jiwa di tanah air.

"Sampai minggu ke-40 terdapat 68.996 kasus dengan 498 kematian insiden rate 25,10/100.000 penduduk dan case fatality rate 0,72 persen," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dikutip dari Antara.

Dia mengatakan 68 ribu lebih kasus tersebut dilaporkan terjadi di 464 kabupaten/kota di 34 provinsi, sedangkan kasus kematian akibat virus dengue terjadi di 195 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Nadia menjelaskan penyakit DBD ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti yang memiliki habitat di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

Oleh karena itu, katanya, mendeteksi infeksi virus secara dini serta mengendalikan reproduksi nyamuk menjadi kunci penangan dan pencegahan DBD.

Selain itu, melakukan gerakan mencegah DBD melalui Program 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) mesti rutin dilakukan oleh masyarakat, terlebih apabila sudah mendekati musim hujan.

Dia mengimbau masyarakat segera mendapatkan pengobatan awal ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat apabila mengalami gejala infeksi DBD.

Sebagai salah satu upaya melindungi masyarakat dari ancaman virus DBD, pihaknya saat ini sedang menunggu rekomendasi dari Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) untuk dapat mewajibkan vaksinasi DBD bagi masyarakat Indonesia.

"Tunggu saja rekomendasi dari ITAGI, sesegera mungkin," katanya.

BPOM sendiri telah mengeluarkan izin edar untuk Vaksin Dengue dengan nama Qdenga pada 19/08/2022. Vaksin ini merupakan vaksin Dengue kedua yang disetujui izin edarnya oleh BPOM setelah Dengvaxia (terdaftar atas nama PT Aventis Pharma).

Qdenga merupakan vaksin dengan indikasi untuk pencegahan penyakit dengue yang disebabkan oleh virus dengue pada usia 6 sampai 45 tahun yang terdaftar atas nama PT. Takeda Indonesia. Vaksin ini diproduksi oleh IDT Biologika GmbH Germany dan dirilis oleh Takeda GmbH Germany.

Dikutip dari laman BPOM, vaksin Qdenga merupakan jenis Live Attenuated Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) yang terdiri atas 4 strain Virus Dengue, yaitu strain Dengue serotipe 2 attenuated (TDV-2), rekombinan strain Dengue serotipe 2/1 (TDV-1), rekombinan strain Dengue serotipe 2/3 (TDV-3), dan rekombinan strain Dengue serotipe 2/4 (TDV-4).

Vaksin strain TDV-2 dibuat dari Virus Dengue tipe 2 yang dilemahkan (attenuated). Sementara untuk strain vaksin attenuated serotipe 1, 3, dan 4 direkayasa dengan mensubstitusi struktur gen pre-membrane (prM) dan envelope (E) dari TDV-2 dengan gen prM dan E strain Virus Dengue tipe 1, Virus Dengue tipe 3, dan Virus Dengue tipe 4.

Efikasi Vaksin Qdenga ditunjukkan oleh data studi klinik fase 3 dan didukung data imunogenisitas studi klinik fase 3 dan fase 2. Efikasi Vaksin Qdenga untuk pencegahan demam berdarah secara keseluruhan sebesar 80,2%, sementara efikasinya untuk mencegah hospitalisasi akibat virus Dengue sebesar 95,4%. Vaksin ini menunjukkan efikasi yang baik pada subjek dengan seropositif (memiliki antibodi terhadap virus Dengue) maupun subjek dengan seronegatif (belum memiliki antibodi terhadap virus Dengue).

Berdasarkan analisis terhadap data keamanan dari studi klinik fase 1, fase 2, dan fase 3 pada usia 6–45 tahun menunjukkan bahwa Vaksin Qdenga secara keseluruhan aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/efek simpang (adverse events) yang  dilaporkan umumnya bersifat ringan hingga sedang. Efek simpang lokal yang dilaporkan yaitu nyeri pada tempat suntikan, erythema (bercak kemerahan), dan pembengkakan yang bersifat sementara dan hilang dalam 1-3 hari setelah pemberian vaksin.

Efek simpang sistemik yang dilaporkan yaitu sakit kepala, myalgia (nyeri otot), malaise, asthenia (rasa lelah), iritabilitas, drowsiness (mengantuk), hilang nafsu makan, dan demam. Tidak ada kejadian haemorhage (perdarahan) karena Dengue serta reaksi anafilaksis yang dilaporkan setelah  pemberian Vaksin Qdenga dalam studi klinik. Reaksi hipersensitivitas juga sangat jarang dilaporkan (< 0,1% subjek).

Untuk anak di bawah 6 tahun, data studi klinik yang ada saat ini menunjukkan efikasi Vaksin Qdenga pada usia ini lebih rendah dibandingkan pada kelompok usia 6-45 tahun. Saat ini belum tersedia data efikasi Vaksin Qdenga untuk usia di atas 45 tahun, sehingga kemanfaatan Vaksin Qdenga pada kelompok usia di atas 45 tahun belum dapat dipastikan.

Sementara itu, Takeda bermitra dengan layanan kesehatan berbasis teknologi Good Doctor menandatangani perjanjian kerjasama untuk memperluas akses terhadap layanan vaksinasi Demam Berdarah Dengue (demam berdarah / dengue / DBD) guna menjangkau lebih banyak masyarakat dan menyukseskan tujuan pemerintah Indonesia untuk mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.

Melalui kerja sama tersebut, mereka memberikan edukasi dan menyediakan layanan vaksinasi DBD bagi karyawan, keluarga karyawan, dan komunitas mereka yang merupakan mitra korporasi Good Doctor.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur, PT Takeda Innovative Medicines, mengatakan, Takeda berkomitmen untuk memerangi demam berdarah dengue dengan akses yang luas terhadap vaksinasi dan dengan mendukung kerja sama publik-swasta yang komprehensif untuk mencapai tujuan Indonesia yaitu nol kematian akibat dengue pada tahun 2030.

Chief Executive Officer PT Good Doctor Technology, Danu Wicaksana, mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu langkah pencegahan penting untuk melindungi diri sekaligus melindungi orang-orang di sekitar kita dari DBD.

Sejalan dengan kampanye #Ayo3mplusVaksinDBD, Good Doctor menyadari bahwa penanggulangan DBD harus dilakukan secara komprehensif.

Oleh karena itu, selain menyediakan layanan vaksinasi bagi mitra korporasinya, Good Doctor mendorong mitra korporasinya untuk menerapkan 3M Plus di lingkungan kerja mereka.

Misalnya, mengimbau karyawan untuk menjaga kebersihan kantor, rutin memeriksa sisa air di dispenser dan apabila mengunjungi fasilitas offline menggunakan mosquito repellent untuk menghindari gigitan nyamuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro