Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan level Gunung Slamet seiring dengan tingkat aktivitas Gunung Slamet naik dari level I normal, menjadi level II yakni waspada.
Dilansir dari situs resmi, VSI ESDM, Jumat (20/10/2023), selama periode 1 – 18 Oktober 2023 yakni Gunung Slamet terpatau kadang tertutup kabut, pada saat cerah teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, ada juga muncul asap tebal tinggi sekitar 50 – 300 meter dari puncak.
"Peningkatan amplitudo tremor menerus tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh G. Slamet pada kedalaman dangkal, sedangkan terekam nya gempa Tremor Harmonik dalam durasi yang panjang menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Api Slamet," dikutip dari siaran pers, Jumat (20/10/2023).
Dalam pengamatan instrumental yang direkam sejak 1 – 18 Oktober 2023 yakni muncul getaran sebanyak 2096 kali Gempa Hembusan, 3 kali gempa Tremor Harmonik, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam, 12 kali Gempa Tektonik Lokal, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0.2 – 6 mm (dominan 2 mm).
Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2023 terekam peningkatan amplitudo Gempa Tremor Menerus dari 2 mm menjadi 3 mm, selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2023 terekam Gempa Tremor Harmonik dengan durasi maksimum sekitar 1 jam 18 menit.
Selain itu, ada juga pengukuran suhu mata air panas (MAP) pada 3 (tiga) lokasi menunjukkan temperatur yang meningkat. Hasil pengukuran di MAP Sicaya berfluktuasi pada rentang 54 – 60oC, dan saat ini cenderung terjadi penurunan suhu mata air panas.
Suhu di mata air panas cenderung berfluktuasi dalam rentang 47 – 53 derajat celcius sedangkan di MAP Pandansari berfluktuasi dalam rentang 40 – 47 derajat celcius, dan saat ini cenderung mengalami peningkatan.
Di sisi lain, pemantauan deformasi menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) menunjukkan bahwa terdeteksi inflasi pada stasiun Cilik, tetapi stasiun Buncis cenderung deflasi dan stasiun Jurangmangu yang terletak di bawah stasiun Cilik tidak menunjukkan pola deformasi yang signifikan. Hal ini diperkirakan tekanan sudah melewati stasiun Buncis dan Jurangmangu dan menuju stasiun Cilik.
Pemantauan deformasi dengan menggunakan Tiltmeter di Stasiun Cilik yang berada pada elevasi 1500 m mdpl menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan) pada sumbu radial sebesar 30 mikroradian sejak Juli 2023. Selanjutnya pola inflasi mulai terdeteksi pula di Stasiun Tiltmeter Bambangan pada elevasi 2000 mdpl pada tanggal 11 Oktober 2023 hingga 18 Oktober 2023 sebesar 40 mikroradian.