Bisnis.com, JAKARTA - Kasus Monkey Pox (MPox) atau cacar monyet masih menyebar di Indonesia, dengan total 35 kasus terkonfirmasi di seluruh Indonesia.
Ketua Satgas MPox PB IDI, Dr. Hanny Nilasari, SpDVE mengungkapkan, sejak akhir Oktober 2023 hingga 6 November 2023 pukul 19.00 WIB, perincian kasusnya ada 29 kasus terkonfirmasi di DKI Jakarta, 5 kasus di Jawa Barat, dan 1 kasus di Banten. Adapun, kasus yang sudah negatif ada 82 kasus.
Untuk mencegah penularan lebih lanjut, Dr. Hanny mengatakan bahwa ada aturan khusus terkait isolasi bagi orang yang terinfeksi Monkey Pox.
Pertama, isolasi diri tetap perlu dilakukan oleh pasien positif MPox. Dokter yang akan menentukan apakah isolasinya bisa di rumah, dengan kriteria di rumah bisa memastikan tidak menularkan kepada yang lain, memiliki kamar tersendiri yang dikondisikan khusus, serta suplai makanan dan gizi terjamin. Selain itu, dianjutkan menggunakan kamar mandi terpisah.
"Untuk bisa melakukan isolasi mandiri dokter juga akan menentukan infeksinya derajat ringan, sedang atau berat," imbuhnya.
Sementara itu, untuk pasien yang memerlukan pengawasan ketat karena memiliki komorbid, pasien akan dianjurkan rawat inap. Beberapa komorbid yang terekam pada pasien yang ada di Jakarta ada HIV, hepatitis, hipertensi, yang kondisinya tidak begitu baik sehingga harus diisolasi di rumah sakit.
Bagaimana aturan isolasi MPox?
Aturan isolasi sendiri mengikuti arahan dokter, bisa berlangsung selama 14-21 hari, tergantung kondisi lesi kulitnya.
Adapun, kriteria sembuhnya di antaranya sudah tidak demam, tidak ada lesi kulit yang baru, semua koreng sudah lepas, dan sudah ada bekas-bekas luka yang sudah memiliki lapisan kulit baru.
"Kalau misalnya kriteria sembuh sudah ada, sudah melampaui, dokter akan mengidentifikasikan untuk lepas isolasi mandiri. Tapi tidak boleh menilai sendiri, dokter yang menentukan," tegasnya.
Cara penularan MPox
Lebih dari 90 persen kasus penularan MPox terjadi setelah melalui kontak erat, terutama kontak seksual.
"Bahwa dari kontak seksual dan dari komorbid terlihat bahwa manifestasi infeksi virus ini berkaitan dengan kegiatan fisik yaitu kontak seksual dan kontak erat. Sehingga menghindari kontak fisik dengan pasien yang terduga MPox harus diutamakan," jelasnya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya dengan tidak menggunakan barang bersama, berbagi tempat tidur, alat mandi, atau perlengkapan tidur lainnya seperti sprei, bantal dan lainnya.
Kemudian, bagi populasi berisiko tinggi seperti yang memiliki multi-partner atau kontak seksual sesama jenis dan dengan kondisi imunokompromais, sebisa mungkin menghindari perilaku berisiko tersebut.
"Hubungan seksual harus dilakukan secara aman dan melakukan vaksinasi tentunya. Kepada masyarakat umum dan bagi populasi rentan dianjurkan segera mengunjungi dokter jika ada lesi khas, dan didahului oleh demam," kata Dr. Hanny.