Bisnis.com, SOLO - Nike mengajukan gugatan terpisah untuk New Balance dan Skechers yang diklaim telah mencuri teknologi miliknya.
Tuntutan hukum federal terpisah itu masing-masing diajukan di Massachusetts dan California.
Melansir dari Forbes, Nike mengklaim bahwa New Balance dan Skechers melanggar paten perusahaan dan memproduksi sepatu menggunakan Flyknit, serat rajutan khusus yang digunakan untuk membuat "bagian atas" sepatu, atau bagian di atas sepatu.
Nike mengatakan bahwa New Balance telah mencuri teknologi tersebut untuk digunakan pada lini produk Tekela, FuelCell, Fresh Foam, dan Furon.
Dalam laporannya, New Balance menggunakan bahan yang dipatenkan tersebut secara ilegal dan bahwa perusahaan tersebut "menolak" untuk berhenti menggunakan Flyknit dan mengklaim pihaknya "hanya meningkatkan cakupan aktivitas pelanggarannya".
Sedangkan Skechers menggunakannya untuk membuat sepatu Slip-Ins, Ultra Flex, Glide Step, dan lainnya. Parahnya, pencurian yang dilakukan oleh Skechers ini bukanlah yang pertama kali dilakukan.
Nike telah meminta hakim untuk memblokir penjualan New Balance dan Skechers yang dikatakan menggunakan teknologi yang dipatenkan dan sedang mencari “penghargaan ganti rugi” yang tidak ditentukan.
Di sisi lain, New Balance mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CBS News bahwa “Nike tidak memiliki hak eksklusif untuk merancang dan memproduksi alas kaki dengan metode manufaktur tradisional yang telah digunakan dalam industri ini selama beberapa dekade.”
Sebelumnya, Nike juga sempat menggugat Adidas, Puma dan Lululemon karena diduga mencuri teknologi yang sama.
Adidas menyelesaikan serangkaian sengketa patennya pada tahun 2022, begitu pula Puma pada tahun 2020.
Nike kemudian menggugat Lululemon awal tahun 2023, dan mengklaim proses rajutan tekstil yang digunakan dalam pembuatan sepatu Chargefeel Mid, Chargefeel Low, Blissfeel, dan Strongfeel Lulu juga dicuri dari paten Flyknit.