Bisnis.com, BANDUNG – Dalam rangka hari guru di salah satu Sekolah Dasar di Bekasi berakhir musibah ketika balon yang dipakai dalam perayaan meledak.
Akibatnya, 10 orang guru mengalami luka bakar ringan hingga berat.
Banyak orang mengira ledakan itu karena gas helium yang ada di dalam balon tersebut yang melukai 10 guru tersebut.
Gas helium, memang tidak asing dengan balon helium, karena helium menjadi salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk membuat balon mengembang.
Namun, apakah balon helium aman ataukah mudah meledak dan terbakar?
Sebenarnya, Helium bukanlah gas yang mudah terbakar atau meledak. Helium merupakan gas inert, yang berarti sangat stabil dan tidak terlalu reaktif. Balon yang diisi dengan helium tidak akan meledak dengan sendirinya tanpa sebab.
Agar suatu zat dapat meledak, zat tersebut harus reaktif dan mengandung sejumlah besar energi potensial (energi yang belum dilepaskan). Zat ini harus bereaksi dengan sangat cepat sehingga menyebabkan ekspansi tiba-tiba dan menghasilkan tekanan.
Karena helium tidak mudah terbakar, maka umumnya tidak mudah meledak.
Namun, jika mengingat kejadian tragis beberapa waktu lalu di Bekasi saat peringatan hari guru yang mengakibatkan beberapa guru terluka, bagaimana balon-balon tersebut bisa meledak?
Diperkirakan, balon gas yang meledak di acara hari guru tersebut bukan berisi helium, melainkan nitrogen.
Sama seperti helium, gas hidrogen lebih ringan dari udara dan akan terbang di udara. Bahkan, lebih ringan dari helium. Namun, hidrogen jauh lebih reaktif daripada helium, dan merupakan gas yang sangat mudah terbakar.
Hidrogen bahkan digunakan untuk mengisi balon udara dan kapal udara lainnya. Hidrogen juga berkaitan dengan bencana Hindenburg pada tahun 1937, di mana balon udara yang diisi dengan hidrogen meledak terbakar dan menewaskan 35 orang.
Mereka tidak tahu pasti apa yang memicu kebakaran, tetapi cukup jelas bahwa gas hidrogen adalah penyebab bola api.
Setelah hal semacam ini terjadi, mengapa mereka menaruh hidrogen, atau bahan yang mudah terbakar lainnya, ke dalam balon? Ada beberapa hal yang bisa menjadi kemungkinan penyebabnya, seperti:
- Hidrogen umumnya lebih murah daripada helium
- Pasokan helium semakin menipis
- Hidrogen lebih mudah ditemukan daripada helium di beberapa bagian dunia
Ini mungkin bukan alasan yang cukup baik untuk membenarkan bahayanya, tetapi balon masih diisi dengan hidrogen di beberapa daerah. Hal ini sangat berbahaya jika orang-orang tidak menyadari apa yang ada di dalam balon yang mereka miliki. (Kresensia Kinanti)