Bisnis.com, JAKARTA - Selebgram dan pegiat fesyen Ayla Dimitri mengatakan bahwa akan ada pergeseran tren berpakaian dari 2023 yang penuh kenyamanan ke 2024 yang akan kembali bermain pada tekstur dan pola.
Menurutnya, pada 2024 mendatang, salah satu tren yang akan kembali berjaya adalah "Weird Girl Aesthetic" yang mencampurkan berbagai pola, cetakan, atau bahan kain untuk menciptakan tampilan nontradisional.
Lantas, apa seperti apa sebenarnya tren ini, dan bagaimana menerapkannya?
Melansir The Cut, jika bicara soal weird girl aesthetic jadi sebuah "sekte", model Bella Hadid bisa menjadi pemimpinnya. Hadid berpakaian dengan memadukan tak hanya warna, tapi juga tekstur, desain, dan mode dari berbagai era, yang tentu saja aneh.
Tapi dia bukan satu-satunya, ada juga Iris Law, Sydney Lynn dan Devon Lee Carlson, Charlotte D'Alessio, Courtney Mawhorr, dan Claire Carmouche, yang bisa digunakan sebagai contoh, menampilkan visual bertentangan dari diri mereka yang dulunya minimalis.
Penggunakan berlapis-lapis kain, kombinasi warna, dan motif yang dipadukan dengan riasan tebal.
Di permukaan, estetika gadis aneh terlihat seperti maksimalisme, dengan gaya yang populer di Y2K pada tahun 2000-an. Mode ini cenderung menggunakan potongan-potongan pakaian yang tidak benar-benar cocok tetapi tetap berfungsi.
Misalnya, kaus masa kecil yang dipadukan dengan rok mini, lalu tambahkan penghangat kaki, topi rajut, lalu lengkapi dengan sepatu kets. Semuanya dijadikan satu dalam berbagai warna dan pola.
Namun jika digali lebih dalam, tampilan ini bukan sekadar maksimalisme atau menumpuk pakaian. Clara Perlmutter, yang dikenal sebagai @tinyjewishgirl di TikTok dan Instagram, berpendapat bahwa gaya maksimalis itu terlalu terkesan ingin menonjol, sedangkan estetika gadis aneh lebih ke arah unik.
Tampilannya juga sangat referensial, bukan hanya tentang mendapatkan sembarang kaos masa kecil, tapi tetap harus memilih yang modelnya tepat.
Bagi Perlmutter, tren ini seperti mengingat kembali minat masa kecilnya pada video musik di MTV Hits dan desain kostum film dan acara TV seperti Sex and the City, Josie and the Pussycats, Hedwig and the Angry Inch, dan The Fifth Element.
Jadi Mode Kelas Atas
Merek sekelas Marc Jacobs dan Heaven bahkan ikutan tren ini, menampilkan kaus kecil seperti kaos anak-anak dalam warna-warna cerah dengan desain grafis yang tidak biasa dan dipadukan bersama sepatu tebal, semuanya banyak dipinjam dari subkultur Jepang seperti gaya Harajuku.
Komentator mode seperti pengguna TikTok Alyssa Mosley dan sejarawan mode Mina Le memuji Heaven sebagai pionir pendorong di balik popularitas estetika gadis aneh ini.
Mina Le mengatakan, perubahan dan pergeseran dalam mode ini menurutnya adalah bagian dari siklus tren alami. Sementara Perlmutter berpendapat bahwa hal ini terkait dengan pandemi. Pasalnya, sebelum beralih ke TikTok sebagai pelampiasan ekspresi dirinya, Perlmutter selalu mengenakan piyama setiap hari.
“Saya pikir gerakan gaya ini adalah tentang perayaan diri sendiri dan semua yang telah kita atasi dan sarana untuk mengkomunikasikan siapa kita dan apa yang kita lakukan setelah begitu tertutup secara sosial satu sama lain,” ujarnya.