Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, baru-baru ini menjelaskan bahwa ada dua jenis vaksin yang digunakan dalam perlindungan kepada masyarakat, yaitu Inavac dan Indovac.
Vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 yang dikembangkan di dalam negeri dengan platform inactivated oleh peneliti Universitas Airlangga bekerja sama dengan PT Biotis.
Vaksin Inavac merupakan vaksin karya anak bangsa Indonesia yang proses pengembangannya 100% dilakukan di dalam negeri, mulai dari hulu menggunakan seed vaksin dari hasil isolasi virus SARS-CoV-2 pasien COVID-19 di Surabaya hingga ke proses uji klinik dan produksi.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan dikutip dari laman resmi BPOM efikasi kedua jenis vaksin tersebut telah memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Indovac dan Inavac telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM sehingga dipastikan aman, bermutu, dan berkhasiat.
Vaksin Indovac dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine USA. Platform teknologi pengembangan vaksin Indovac yaitu platform protein rekombinan sub-unit (yeast based).
Penny memaparkan, Vaksin Indovac digunakan dalam vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari.
Efikasi Vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno bridging pada uji klinik fase 3, menunjukkan antibodi netralisasi Vaksin yang non-inferior dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 persen vs 87,09 persen).
Efek samping atau adverse events (AEs) dalam uji klinik Vaksin Indovac dilaporkan adalah nyeri lokal dan nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang sudah lebih dulu mendapatkan EUA. (Lala Wahyuningsih)