8 Masalah Kesehatan Akibat Kekurangan Magnesium, Termasuk Depresi/foodntv
Health

8 Masalah Kesehatan Akibat Kekurangan Magnesium, Termasuk Depresi

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 6 Januari 2024 - 10:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Magnesium adalah mineral penting dalam berbagai fungsi fisiologis dalam tubuh.

Umumnya, pria dewasa membutuhkan 400-420 mg Magnesium setiap hari, sedangkan wanita membutuhkan 310-320 magnesium setiap hatinya.

Wanita hamil membutuhkan sekitar 350-360 mg mineral ini setiap hari dan 310-320 mg selama menyusui.

Ketika kadar magnesium rendah, suatu kondisi yang dikenal sebagai hipomagnesemia, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mempengaruhi sistem berbeda.

Berikut beberapa masalah dalam tubuh jika Anda kekurangan magnesium

1. ​Kram otot, dan kejang sering terjadi​

Salah satu fungsi utama magnesium adalah perannya dalam kontraksi dan relaksasi otot. Kadar magnesium yang tidak mencukupi dapat mengganggu keseimbangan ini, menyebabkan kram otot, kejang, dan kelemahan umum. Gejala-gejala ini terutama terlihat pada otot rangka dan dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kaki dan perut.

Selain itu, kekurangan magnesium dapat menyebabkan kondisi seperti sindrom kaki gelisah, di mana individu mengalami sensasi tidak nyaman pada kaki mereka, yang sering kali hilang dengan gerakan.

2. Detak jantung tidak teratur​

Magnesium sangat penting untuk menjaga irama jantung dan tekanan darah yang sehat. Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia) dan meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.

Magnesium membantu mengatur impuls listrik yang mengontrol kontraksi jantung, dan kekurangan magnesium dapat mengganggu proses ini.

Selain itu, magnesium terlibat dalam relaksasi pembuluh darah, dan kadar magnesium yang tidak mencukupi dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi). Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara asupan magnesium yang rendah dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

3. ​Kecemasan dan depresi

Sistem saraf bergantung pada magnesium untuk berfungsi dengan baik, dan kadar magnesium yang rendah dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala neurologis. Ini mungkin termasuk kecemasan, depresi, dan bahkan kejang.

Magnesium berperan dalam mengatur neurotransmiter dan mendukung stabilitas sistem saraf secara keseluruhan. Akibatnya, kekurangan dapat berdampak pada suasana hati dan berkontribusi terhadap gangguan kesehatan mental.

4. Mudah Patah tulang

Magnesium sangat erat kaitannya dengan kesehatan tulang, bekerja sama dengan kalsium dan vitamin D. Kadar magnesium yang rendah dapat mengganggu kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Magnesium membantu penyerapan dan metabolisme kalsium, dan bila kadarnya tidak mencukupi, kalsium mungkin tidak digunakan secara efektif dalam pembentukan tulang. Ketidakseimbangan ini dapat melemahkan tulang dan membuatnya lebih rentan terhadap patah tulang.

5. Mudah lelah​

Magnesium terlibat dalam metabolisme energi, memainkan peran penting dalam produksi adenosin trifosfat (ATP), mata uang energi utama tubuh.

Ketika kadar magnesium rendah, efisiensi produksi ATP dapat menurun, menyebabkan kelelahan dan kelemahan. Orang dengan kekurangan magnesium sering kali melaporkan merasa lelah dan lesu bahkan setelah istirahat yang cukup.

6. Tidak bisa tidur nyenyak​

Magnesium terlibat dalam pengaturan berbagai hormon, termasuk hormon yang mengendalikan stres dan tidur. Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon stres, yang menyebabkan peningkatan perasaan cemas dan tegang.

Selain itu, kekurangan magnesium dapat memengaruhi produksi melatonin, hormon penting untuk mengatur tidur, sehingga berpotensi menyebabkan insomnia atau gangguan pola tidur.

7. ​Komplikasi selama kehamilan​

Magnesium sangat penting untuk perkembangan janin selama kehamilan. Kadar magnesium yang rendah pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi, termasuk preeklampsia, kelahiran prematur, dan masalah tumbuh kembang pada bayi baru lahir. Asupan magnesium yang cukup sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan janin yang sedang berkembang.

​​Diet tinggi lemak dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko COVID, demikian temuan penelitian

8. ​Resistensi insulin dan Diabetes​

Magnesium sangat penting untuk fungsi insulin, dan kadar magnesium yang rendah telah dikaitkan dengan resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar gula darah, dan ketika tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, hal ini dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.

Penelitian menunjukkan bahwa menjaga kadar magnesium yang optimal mungkin berperan dalam mencegah atau mengelola resistensi insulin dan diabetes.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro