Bisnis.com, JAKARTA - Menggunakan ponsel saat berjalan kaki atau mengendarai kendaraan seringkali dilakukan orang tanpa menyadari bahayanya.
Situasi seperti ini menjadi penyebab banyak kecelakaan lalu lintas.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 yang dilakukan di 32 negara menunjukkan bahwa penggunaan ponsel saat mengemudi adalah penyebab paling umum kedua kecelakaan lalu lintas di Polandia, serta di Eropa.
Ini adalah salah satu risiko yang paling serius dan semakin meningkat. Hasil yang dipublikasikan oleh Walshe, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta yakni sebanyak 281 orang, atau 73,2% melaporkan berbicara di ponsel saat mengemudi, dan 237 (61,7%) menanggapi pesan teks saat mengemudi.
Penelitian serupa dilakukan oleh Tzortzi dkk. yang bertujuan untuk memeriksa perilaku yang dilaporkan pengemudi yang mengganggu konsentrasi dan mengganggu pengambilan keputusan (termasuk penggunaan ponsel, SMS). Hampir separuh pengemudi yang berpartisipasi dalam penelitian ini melaporkan menggunakan ponsel saat mengemudi (49% dari mereka yang disurvei).
Sudah menjadi hal yang lumrah juga bagi masyarakat untuk menggunakan ponsel saat berjalan kaki, maupun saat menyeberang jalan. Orang-orang yang sangat fokus pada ponselnya tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekitar mereka saat berjalan, sehingga memperbesar risiko tersandung, menabrak pejalan kaki lain, atau bahkan mengambil jalan yang salah.
Terdapat bukti bahwa menggunakan ponsel sambil berjalan menyebabkan peningkatan risiko tersandung.
Pejalan kaki yang perhatiannya terganggu karena mengirim pesan teks memiliki stabilitas yang kurang ketika berjalan dibandingkan dengan pejalan kaki yang perhatiannya terganggu karena berbicara di telepon seluler.
Membuat pesan teks sambil berjalan membutuhkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan perhatian yang terfokus.
Selain risiko tersandung atau mengambil jalan yang salah, terdapat peningkatan angka cedera pada pejalan kaki yang berjalan dengan ponsel.
Menurut penelitian yang ada, peningkatan cedera di Amerika Serikat selama satu tahun (dari 2009 hingga 2010) adalah 393 kasus. Menggunakan ponsel sambil berjalan meningkatkan risiko kecelakaan pejalan kaki.
Appel, M dkk. membandingkan orang yang menggunakan ponsel sambil berjalan dengan menjadi “zombie ponsel pintar”. Mereka membuktikan bahwa pejalan kaki menggunakan ponselnya sambil berjalan, meskipun mereka sadar bahwa perilaku mereka dapat membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain.
Para penulis menemukan bahwa komunikasi virtual dapat berfungsi sebagai kompensasi atas persahabatan yang sebenarnya, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk berjalan dengan aman.
Menurut penelitian yang ada, saat berjalan di jalan atau trotoar, sebanyak 84% responden berbicara di telepon, dan 79% responden mengirim pesan teks atau pesan di jejaring sosial.
Pengamatan menunjukkan bahwa sekitar 22% hingga 37% pejalan kaki menggunakan ponsel saat melintasi penyeberangan. Alasan perilaku ini mungkin karena koordinasi pejalan kaki dan kendaraan dengan lampu lalu lintas, yang berkontribusi terhadap berkurangnya kehati-hatian pejalan kaki.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penggunaan ponsel sambil berjalan dengan kecepatan berbeda mempengaruhi parameter gaya berjalan, yaitu kecepatan, irama, lebar langkah, dan panjang langkah.
Analisis terhadap perubahan nilai tersebut menunjukkan bagaimana tubuh merespons suatu perintah, seperti mengetik kalimat sulit di ponsel sambil berjalan. Prosesnya sendiri membutuhkan lebih banyak konsentrasi, sehingga tidak termasuk otomatisitas dan kemudahan tugas.
Selama percobaan, terdapat kecenderungan nyata untuk mengurangi kecepatan berjalan, memperpendek langkah, dan berjalan dengan cara yang lebih meyakinkan saat melakukan tugas. Penyimpangan dari jalur berjalan lurus terlihat jelas pada beberapa subjek. Artinya, berkirim pesan sambil berjalan membutuhkan perhatian yang terfokus dan dapat berdampak signifikan terhadap keselamatan pejalan kaki, terutama saat menyeberang jalan