Bisnis.com, JAKARTA -- Kanker pada anak masih menjadi momok dan penyakit yang dikhawatirkan orang tua, tak hanya di dunia, tapi juga di Indonesia.
Di masyarakat, salah satu kanker yang dikhawatirkan adalah kanker tulang. Penyakit ini sering dikaitkan dan disangka penyebabnya karena jatuh.
Beberapa kasus menyebutkan bahwa seorang anak jatuh, kemudian dipijat karena dikira keseleo, namun rasa sakit tidak berkurang dan kaki semakin bengkat. Usut punya usut, setelah melakukan pemeriksaan ke dokter anak tersebut justru didiagnosis kanker tulang.
Baca Juga Rusia Bakal Bikin Vaksin Kanker |
---|
Lantas bagaimana pendapat dokter?
Dokter spesialis anak di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSAB Harapan Kita, Nia Astarina, menjelaskan jenis kanker yang sering terjadi pada anak terbagi menjadi dua, yaitu kanker cair dan kanker padat.
Pada anak-anak yang paling sering ditemukan adalah kanker darah atau leukemia. Sementara, kanker padat yang sering ditemukan pada anak adalah retinoblastoma atau kanker mata, dan kanker tulang.
Mengenai kasus anak yang didiagnosis kanker tulang setelah jatuh, menurut dr. Nia bahwa jatuh tidak mengakibatkan kanker, namun sebaliknya.
"Jadi mungkin dia jatuh karena sudah terkena kanker tulang, jadi nggak kuat kakinya," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa kanker pada anak berbeda dengan yang terjadi kanker yang terjadi dengan orang dewasa. Kanker anak bisa mengenai anak mulai dari bayi usia 0 hari sampai 18 tahun, dan tidak memandang usia.
Kanker terjadi ketika ada pertumbuhan sel yang bersifat progresif dan tidak dapat dihentikan. Bedanya dengan tumor adalah benjolan apa pun yang tidak normal di tubuh namun mengalami perbesaran ukuran dalam waktu singkat.
Untuk anak-anak, penyebab kanker maish belum jelas. Berbeda dengan orang dewasa yang bisa terkena kanker karena pola dan gaya hidup.
"Kalau anak-anak penyebabnya, belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan terbesar adalah genetik dan faktor lingkungan tempat anak itu bertumbuh dan berkembang," ungkap dr. Nia, Kamis (15/2/2024).
Jangan Dipijat
Saat jatuh, orang Indonesia kerap kali mengandalkan pijat untuk mengurangi rasa sakit atau ketegangan pada otot pasca-jatuh. Namun, hal itu justru bisa berakibat fatal.
dr. Nia menyebutkan, ada beberapa jurnal yang menunjukkan bahwa pemijatan justru bisa mengaktifkan sel kanker yang sudah ada mutasi gennya.
"Dan kanker tulang obatnya selain amputasi atau kita berikan kemoterapi," katanya.
Selain kanker tulang, dr. Nia juga membagikan kisah pasiennya yang pernah jatuh dan ternyata didiagnosa kanker darah atau leukemia.
"Pasien yang saya juga temui itu juga kanker darah. Karena anak kadang belum bisa mengeluh, kalau kanker darah juga terjadi di sumsum tulang bikin tulangnya sakit dan nyeri. Jadi bukan karena jatuh terus jadi kanker, tapi karena dia sudah kena kanker jadinya dia lemas dan jatuh," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau orang tua yang mengalami anaknya sering jatuh tanpa sebab agar tidak memijat bagian yang sakit dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar bisa segera mendeteksi jika ada penayakit yang menjangkit dan menyebabkan sering jatuh.
Setiap 15 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Anak Sedunia. Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan risiko-risiko kanker pada anak.
Menurut data Indonesian Childhood Cancer Foundation, di Indonesia terdapat sekitar 14.000 pasien kanker anak baru setiap tahunnya. Beberapa kasus yang sering terjadi adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, dan kanker otak.
Adapun, berbagai faktor menjadi penyebab kanker pada anak. Selain faktor genetik atau keturunan, asupan tinggi pengawet, perasa, dan pewarna, serta lingkungan yang tidak mendukung orang tua merokok atau tinggal di bawah saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) juga menjadi penyebab.
Berbeda dengan kanker yang terjadi pada orang dewasa, kanker pada anak juga lebih sulit ditemui, karena anak umumnya belum bisa menjelaskan jika merasakan sakit, dan tidak menunjukkan gejala tertentu.