Bisnis.com, JAKARTA - Fans BTS, Army, mendedak HYBE untuk melakukan pemecatan terhadap Scooter Braun dari jajaran perusahaan.
Seperti diketahui, Scooter Braun saat ini menduduki jabaran CEO HYBE untuk Amerika Serikat. Ia kemudian diambang kontroversi karena mendukung Israel.
Karena kontroversinya tersebut, tak sedikit Army yang kemudian melayangkan protes kepada HYBE dan meminta Scooter Braun dipecat.
Melansir dari Koreaboo, protes untuk HYBE agar memecat Scooter Braun tak hanya disampaikan di media sosial, tapi sampai mengirimkan truk ke kantor HYBE di Yongsan pada 23 Februari 2024.
"ARMY Korea dan Internasional menuntut divestasi HYBE dari Zionisme dan Zionis di industri ini. Jika tuntutan tidak dipenuhi, ARMY akan terus mendesak HYBE untuk memenuhi tuntutan kami," bunyi tuntutan Army yang ditampilkan di layar truk pada Rabu (28/2/2024).
Meskipun HYBE hingga saat ini belum menanggapi secara langsung protes, namun dalam liputan media baru-baru ini disebutkan bahwa HYBE telah menyatakan bahwa pernyataan yang dibuat oleh Braun bersifat “pribadi” dan tidak terkait dengan perusahaan.
"(Pidato tentang Israel-Palestina) merupakan pernyataan pribadi yang terpisah dari manajemen perusahaan," kata HYBE dikutip dari Koreaboo.
Laporan media massa juga mengklaim bahwa HYBE tidak mengomentari truk protes baru-baru ini.
Tanggapan dari raksasa K-Pop ini mendapat reaksi balik dari penggemar di media sosial. Banyak yang berpendapat bahwa keterlibatan Braun dalam proyek-proyek HYBE pada tingkat tinggi tidak dapat disangkal mengaitkan pernyataan “pribadinya” dengan perusahaan.
Yang lain juga berpendapat bahwa ketua HYBE, Bang Si Hyuk, sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin perusahaan menyajikan “nilai-nilai yang benar” bersama dengan aspirasi bisnisnya, sebuah klaim yang menurut mereka tidak masuk akal sebelum pernyataan ini.
Oleh sebab itu, protes terhadap Braun harusnya ditanggapi dengan serius untuk membuat perusahaan mendapat reaksi baik dari penggemar.
Diketahui juga, fans Kpop di seluruh dunia pernah menyatakan seruan mereka untuk melakukan pemboikotan terhadap 4 perusahaan besar Korea Selatan yakni YG Entertainment, JYP, SM Entertainment, dan HYBE.