Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Singaoura Lee Hsien Loong mengaku memang ada perjanjian khusus yang dibuatnya dengan Taylor Swift.
Perjanjian khusus tersebut merujuk pada diadakannya konser selama 6 hari di Singapura.
Melansir dari Reuters, PM Lee mengatakan bahwa ia melakukan lobi dengan Taylor Swift untuk menjadikan Singapura satu-satunya negara yang dikunjungi di Asia Tenggara.
“Agensi (kami) menegosiasikan perjanjian dengan dia untuk datang ke Singapura dan tampil dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat persinggahannya di Asia Tenggara,” kata Lee pada konferensi pers di Melbourne, tempat dia menghadiri pertemuan puncak regional, dikutip dari Reuters, Kamis (7/3/2024).
Meskipun begitu, ia membantah telah berbuat licik dan menyakiti hati negara di Asia Tenggara Lain, seperti yang ditudingkan PM Thailand.
“Ternyata ini merupakan rencana yang sangat sukses. Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat,” lanjut Lee.
Sebelumnya, PM Thailand mengatakan bahwa pemerintah Singapura telah berbuat licik terkait konser Taylor Swift.
"Pemerintah Singapura licik," kata Srettha di iBusiness Forum 2024, Bangkok pada Jumat (16/2/2024).
Melansir dari Sky News, PM Thailand Srettha Thavisin menuduh Singapura sengaja membuat Taylor Swift tidak konser di negara Asia Tenggara lainnya.
Ia pun mengatakan bahwa Singapura mungkin menekan kontrak dengan Taylor Swift tak tampil di negara Asia Tenggara, selain Singapura.
Karena itu, pemerintah Singapura diduga menawarkan US$2 juta-US$3 juta atau sekitar Rp31-46 miliar dalam kontrak eksklusivitas Taylor Swift.
Tudingan ini juga didasarkan dari bocoran informasi dari promotor AEG soal perjanjian Singapura dengan sang artis.
Dengan keadaan ini, ia pun mengaku sudah lama bertanya-tanya sejak lama alasan Taylor Swift tak tampil di Thailand.
Namun di saat yang bersamaan, konser Taylor Swift di Singapura berlangsung selama enam hari pada Maret mendatang.
Bahkan tiket konsernya ludes dalam kurun waktu yang singkat meski AEG menjualnya dengan harga yang mahal.
Padahal, menurutnya, konser Taylor Swift di Thailand akan jauh lebih murah bila terlaksana.
"Jika dia (Taylor Swift) ke Thailand, akan lebih murah menggelar (konser) di sini. Saya yakin dia akan mampu menarik lebih banyak sponsor dan wisatawan ke Thailand," ujar Srettha.
Meskipun pemerintah pada akhirnya harus membantu melakukan subsidi konser setidaknya 500 juta baht.