Bisnis.com, BREBES - Memasuki wilayah Pantai Utara (Pantura) yakni Brebes, Pemalang maupun Tegal, tak lengkap rasanya jika tidak berburu sajian kuliner hingga ragam oleh-oleh khas daerah tersebut di Rest Area Banjaratma. Bagi para pemudik yang melintas di Tol Pejagan-Pemalang, dapat singgah di Rest Area Banjaratma untuk berburu oleh-oleh maupun kuliner.
Perlu diketahui, Rest Area Heritage Km 260 B Banjaratma dulunya merupakan bekas wilayah pabrik gula legendaris yang dibangun sejak zaman Belanda. Bagi pengunjung yang ingin berburu oleh-oleh, tersedia berbagai pilihan seperti telor asin khas Brebes, kerajinan tangan yang terbuat dari kayu, hingga beragam lukisan.
Adapun, Tim Jelajah Lebaran 2024 Bisnis Indonesia mencicipi sajian kuliner khas Jawa Tengah di Rumah Makan (RM) Sari Mantap yang menjual beragam hidangan kuliner seperti sate kambing bakar arang batibul, sop iga, hingga tongseng kambing.
"Menu favorit pengujung di sini yaitu sate kambing muda khas Tegal, kami sajikan spesial menggunakan bakar arang," ujar Arif Gunawan (29) penanggung jawab RM Sari Mantap Rest Area Banjaratma saat ditemui pada Sabtu (13/4/2024).
Berbeda dengan sate kambing ala Madura atau Solo, sate kambing khas Tegal lebih menonjolkan penggunaan daging kambing muda berusia di bawah tiga bulan (batibul). Saat dicoba, tekstur daging kambing muda ini terasa lebih empuk dan sama sekali tidak alot.
Tak hanya itu, aromanya juga lebih wangi dengan baluran kecap yang lebih medok dan manis. Alhasil, sate kambing khas Tegal ini menjadi salah satu rekomendasi jika melintas di jalur Pantura.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada momentum arus mudik dan arus balik Lebaran 2024, jumlah pengunjung yang datang jauh lebih ramai dari biasanya, sehingga omzet yang didapatkan pun naik berkali-kali lipat.
"Omzet pada momen Lebaran seperti ini bisa tembus sekitar belasan juta rupiah per hari, tapi keramaiannya lebih ramai pada Lebaran tahun 2023 lalu," ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, Rest area Banjaratma dibangun di atas lahan eks komplek pabrik gula jaman 'onderneming'. Pabrik Gula Banjaratma dibangun pada tahun 1908 oleh N.V. Cultuurmaatschappij, sebuah perusahaan perkebunan berpusat di Amsterdam, Belanda.
Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 10,5 hektar ini, terpaksa harus gulung tikar pada 1997 akibat tingginya biaya operasional. Tak berapa lama bangunan itu ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Adapun, Rest Area KM 260 Banjaratma dikelola oleh PT PP Sinergi Banjaratma yang merupakan perusahaan afiliasi yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT PP, PT PP Properti Tbk, dan perusahaan BUMN lainnya.