Bisnis.com, JAKARTA - Hampir 70 juta orang di dunia mengalami disautonomia untuk itu wajib mengetahui gejala dan penyebab penyakit ini.
Melansir dari thedysautonomiaproject.org, disautonomia merupakan kondisi gangguan yang terjadi pada autonomic nervous system (ANS) atau sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom merupakan bagian penting dari sistem saraf yang mengatur fungsi otomatis seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, ekskresi, keringat, pengaturan suhu, pelebaran pupil, sirkulasi, dan pernapasan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab terganggunya sistem saraf otonom yakni seperti mengalami dehidrasi, konsumsi alkohol berlebihan, stres, dan lingkungan yang panas.
Apabila seseorang sudah mengalami gangguan pada sistem saraf otonom maka dapat mengganggu segala aktivitas yang dijalani mulai dari bekerja, belajar, dan sekolah.
Berikut gejala-gejala disautonomia berat
1. Gejala pupilomotor yakni gangguan yang terjadi akibat menurunnya respon pupil sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pada penglihatan ketika melihat cahaya terang.
2. Gejala neurologis yakni gangguan kesehatan seperti migrain, defisit kognitif, kabut otak, dan masalah mental.
3. Gejala paru yakni meliputi sesak napas, mudah terengah-engah, dan sulit bernapas.
4. Gejala kardiovaskular yakni meliputi jantung berdebar, rasa tidak nyaman pada dada, detak jantung tinggi, detak jantung rendah, tekanan darah tinggi atau rendah, fungsi tekanan darah tidak normal, dan penggumpalan darah.
5. Gejala saluran kemih yakni meliputi kesulitan dalam retensi atau kesulitan buang air kecil
6. Gejala gastrointestinal yakni meliputi mual, muntah, diare, konstipasi, sakit perut, refluks, mulas, dan gangguan motilitas.
7. Gejala sekretomor yakni meliputi kesulitan berkeringat, mengeluarkan air mata, mata kering, mulut kering, sulit menelan, dan kulit kering.
8. Gejala intoleransi ortostatik yakni meliputi kesulitan berdiam diri, kelelahan, sakit kepala ringan, sering pingsan, dan pucat.
Jenis penyakit yang menyebabkan terjadinya disautonomia
1. Neurocardiogenic syncope
Neurocardiogenic syncope atau sinkop vasovagal merupakan penyakit umum yang memicu terjadinya disautonomia.
Neurocardiogenic syncope terjadi apabila mengalami reaksi berlebihan terhadap suatu peristiwa yang menyebabkan naiknya kadar tekanan darah dalam tubuh.
2. Autoimmune GI dysmotility (AGID)
Penyakit AGID biasanya disebabkan karena adanya disfungsi pergerakan pada saluran pencernaan yakni meliputi gejala mual, muntah, diare, sembelit, dan penurunan berat badan.
3. Postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS)
Penyakit POTS terjadi pada organ jantung manusia yang menyebabkan detak jantung lebih cepat ketika posisi tubuh berdiri, mual, kabut otak, nyeri dada, dan sesak napas.
4. Baroreflex failure
Penyakit baroreflex failure dapat memicu terjadinya disautonomia karena penyakit ini dapat lebih besar meningkatkan kadar tekanan darah pada tubuh.
5. Multiple system atrophy (MSA)
Jenis penyakit MSA dapat memicu disautonomia lebih besar hingga bisa mengancam jiwa seseorang.
Multiple system atrophy (MSA) merupakan masalah pada kesehatan yakni meliputi hilangnya kontrol kandung kemih, disfungsi ereksi, dan tekanan darah rendah.
Cara mencegah disautonomia
1. Tingkatkan asupan air sebanyak 2-3 liter cairan setiap hari untuk menjaga volume darah tetap tinggi.
2. Menambahkan natrium (garam) ke asupan harian.
3. Olahraga ringan setiap hari dengan durasi waktu 15 - 30 menit. (Nur Afifah Azahra Aulia)