Foto udara Menara Eiffel di Paris, Prancis. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Travel

Simak Sejarah Hari Bastille di Negara Prancis

Redaksi
Senin, 15 Juli 2024 - 16:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Tanggal 14 Juli 1789 menjadi peringatan Hari Bastille di Prancis. Hari nasional tersebut memiliki sejarah penting bagi warga di negara tersebut.

Dilansir dari Britannica dan Hindustan Times, peristiwa jatuhnya Bastille adalah simbol patriotisme bagi orang Prancis. Peristiwa tersebut juga sering dipadukan dengan slogan revolusi “Liberté, égalité, fraternité” (kebebasan, kesetaraan, persaudaraan). Slogan ini kemudian menjadi motto nasional Prancis.

Hari Bastille terjadi ketika penjara Bastille diserbu oleh rakyat, menandakan dimulainya Revolusi Prancis. Peristiwa ini memunculkan perasaan bahwa revolusi dapat dilakukan oleh orang biasa, sesuatu yang dirasakan secara universal.

Pentingnya hari ini perlu dipahami dalam sejarahnya. Berikut penjelasan mengenai peristiwa Bastille, 14 Juli 1789.

Fakta dan Anggapan Prancis tentang Penjara Bastille

Bastille Saint-Antoine merupakan benteng abad pertengahan yang berubah fungsi menjadi penjara sejak 1657. Namun, mendekati peristiwa penyerbuan Bastille, saat itu hanya ada tujuh tahanan yang tidak memiliki kepentingan politik.

Jadi, kenapa warga Prancis menyerbu penjara kosong dan hal ini menjadi peristiwa signifikan?

Mengutip Britannica, Bastille merupakan “penggambaran” dari kekuasaan kerajaan. Bagi orang-orang Prancis, kejahatan kerajaan terburuk terjadi di sel-sel penjara Bastille. Kebanyakan dari kejahatan ini merupakan peristiwa yang dilebih-lebihkan, tapi saat itu warga Prancis tidak mengetahuinya.

Saat rakyat jelata menjatuhkan Bastille, mereka juga memberi pemahaman untuk orang Prancis; bahwa kekuasaan kejam raja juga bisa dijatuhkan. Dengan menyerbu Bastille, rakyat jelata juga berhasil memantik Revolusi Prancis.

Sejarah Penyerbuan Bastille 

Pada 17 Juni 1789, rakyat jelata membentuk badan perwakilan National Assembly untuk membantu membentuk konstitusi di Prancis. Warga–terutama warga Paris–memberi dukungan besar untuk badan tersebut.

Pada awalnya, sang Raja Louis XVI menolak National Assembly, tetapi terpaksa menyetujuinya. Sebagai perlawanan, sang raja memecat menteri keuangan Jacques Necker–yang mendukung pihak National Assembly.

Berita ini membuat rakyat jelata Prancis ketakutan, kesempatan mereka untuk berkontribusi untuk negara bisa hilang. Muncullah berbagai demonstrasi mendukung National Assembly.

Demonstrasi ini juga termasuk keramaian di depan benteng/penjara Bastille. Menurut Britannica, 900 orang berkumpul untuk menyita bubuk mesiu dan meriam yang berada di dalam benteng tersebut.

Ketika situasi memanas, terjadi tembak-menembak antara rakyat berpistol dengan pasukan Raja. Rakyat jelata lainnya mendobrak masuk dan mengambil bubuk mesiu, 7 tahanan, dan melucuti senjata pasukan lawan.

Dua hari kemudian, Raja Louis XVI mengembalikan posisi menteri keuangannya. Namun, peristiwa penyerbuan Bastille telah menjadi salah satu fondasi revolusi Prancis.

Karena sejarah penjajahannya, Prancis memiliki pengaruh besar dalam berbagai belahan dunia. Prancis serta negara berpopulasi Prancis lain memperingati Hari Bastille dengan caranya yang unik.

Selebrasi Hari Bastille di Seluruh Dunia

Secara resmi, Hari Bastille di Prancis dikenal sebagai “Fête nationale française” (Perayaan Nasional Prancis) atau “le quatorze juillet” (The Fourteenth of July/Empat Belas Juli). 

Prancis merayakan Hari Bastille setiap tahun sejak 1790. Slogan “Vive le 14 juillet!” (“Hidup Empat Belas Juli!) dikaitkan dengan perayaan Hari Bastille di Prancis.

Bagian dari selebrasi antara lain pidato politisi, parade militer, hingga kembang api menjadikan hari ini meriah.

Di sisi lain dunia, Polinesia Prancis (French Polynesia) sebagai negara bagian Prancis–dan bekas jajahannya–merayakan Hari Bastille dengan budayanya sendiri. Pada masa kolonial, masyarakat melaksanakan kompetisi menari, menyanyi, dan olahraga tradisional sehari dalam setahun. 

Seiring berjalannya waktu, perayaan ini mengalami percampuran budaya dengan festival tradisional Polinesia Prancis, “Heiva i Tahiti”. Festival ini pun dilaksanakan dengan meriah sepanjang bulan Juli.

Di negara-negara lain, terutama negara dengan jumlah penutur bahasa Prancis yang tinggi, biasanya Hari Bastille diselenggarakan di konsulat/kedutaan Prancis. Contohnya adalah di Belgia, Kanada, dan Hungaria. Biasanya terdapat makanan khas Prancis, nyanyian dan tarian, hingga kembang api meriah. (Ilma Rayhana)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro