Vaksin DBD/lancet
Health

Orang Bisa Terinfeksi DBD Lebih dari Sekali, Simak Gejala Ringan dan Beratnya

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 28 Juli 2024 - 15:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -Demam Berdarah Dengue atau banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai DBD, merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Virus dengue dapat mengakibatkan dua kondisi, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue.

Demam dengue biasanya cenderung menimbulkan gejala ringan, ditandai dengan demam secara tiba-tiba dan berbagai gejala yang tidak spesifik, termasuk sakit kepala bagian depan, nyeri retro-orbital, nyeri tubuh, mual dan muntah, nyeri sendi, lemas, dan ruam.

Sementara Demam Berdarah Dengue biasanya dapat menyebabkan gejala yang berat seperti perdarahan kulit, termasuk yang paling umum terjadi adalah petekie dan purpura, bersama dengan perdarahan gusi, epistaksis, menoragia, dan perdarahan saluran cerna. 

Dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, spesialis dokter anak yang menjadi pembicara pada sesi talk show menyampaikan, DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan mengintai setiap orang. Seseorang bisa terinfeksi DBD lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung pada kematian.

Apalagi, menurut data Kementerian Kesehatan, setiap hari, dua orang meninggal karena DBD. Untuk itu, kita semua perlu lebih waspada, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk biasanya menggigit, yaitu waktu di mana kita paling aktif.

"DBD bukan hanya masalah individu, tetapi masalah komunitas. Risiko DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya seperti daerah pemukiman perkotaan," ujarnya.

Dia memaparkan, orang yang terinfeksi dengue tidak hanya berisiko terhadap kesehatannya sendiri, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue.

Ketika nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi dan kemudian dapat menularkan virus kepada orang sehat melalui gigitannya.

Dengue sendiri tidak dapat menyebar langsung dari satu orang ke orang lainnya; nyamuk diperlukan untuk transmisi virus dengue.

DBD sendiri terdiri dari tiga fase, yaitu: fase demam tinggi di 1-3 hari pertama; fase kritis, pada hari ke-4 dan 5; dan fase penyembuhan, yaitu di hari ke-6 dan 7.

"Waspada pada fase kritis, karena pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa,” jelas dr. Nunki.

Penyakit DBD memberikan dampak dan tekanan yang besar bagi para keluarga. Ketakutan dan kekhawatiran karena anak atau orang tua harus dirawat di rumah sakit menunjukkan betapa pentingnya setiap langkah pencegahan dalam menanggulangi permasalahan DBD.

Langkah-langkah seperti gerakan 3M Plus sangat membantu dalam meminimalkan risiko melalui pengendalian vektor nyamuk. Namun, cara inovatif lain untuk memberikan perlindungan lebih baik juga perlu dipertimbangkan, salah satunya melalui vaksinasi.

dr Nunki menambahkan saat ini, masih belum ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan DBD. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).

Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar risiko DBD parah dan kematian. Pencegahan inovatif vaksin DBD yang saat ini tersedia di Indonesia diperuntukkan bagi kelompok usia 6-45 tahun, dapat diberikan terlepas dari paparan DBD sebelumnya, serta dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat.

Vaksin DBD adalah salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.

Secara terpisah, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, mengungkapkan menurut WHO, demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak.

Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD sepanjang tahun. Anak sekolah dan orang dewasa yang bekerja adalah yang paling terpengaruh, dan yang memprihatinkan, DBD adalah penyebab utama kematian anak-anak di Indonesia.

"Bersama, kita memiliki kekuatan untuk melawan DBD, tetapi kita semua harus mengambil tindakan sekarang. Mari kita tingkatkan kesadaran, perkuat pengendalian nyamuk dengan menerapkan 3M Plus, dan manfaatkan metode pencegahan yang inovatif seperti vaksin, sebagaimana direkomendasikan oleh asosiasi medis.” paparnya dalam acara talk show “Bye Bye DBD: 3M Plus dan Vaksin DBD Cara Terkini Terhindar dari Demam Berdarah”

Andreas melanjutkan, Takeda berkomitmen untuk memerangi DBD sebagai mitra jangka panjang melalui pencegahan inovatif dengan bekerja sama dengan pemerintah, asosiasi medis, perusahaan, sekolah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memperkuat pencegahan demam berdarah yang komprehensif dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat Indonesia.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro