Bisnis.com, JAKARTA -- Selepas dari pandemi Covid-19, banyak penyintas yang masih merasakan gejala atau bahkan penurunan kondisi kesehatan, yang disebut Long Covid.
Hal ini bisa jadi lebih berbahaya apabila para penyintas terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan berbagai penelitian dan jurnal dari orang yang sudah mengalami Covid-19, sebanyak 60% mengalami Long Covid. Beberapa gejala yang dirasakan di antaranya cepat lelah, abnormalitas pada paru seperti penurunan fungsi dan bentuknya.
Kemudian, gejala lainnya yang dirasakan adalah ganguan mental seperti depresi, post traumatic stress disorder (PTSD), gangguan kecemasan, dan berbagai penurunan fungsi organ tubuh.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengungkapkan hal ini bukanlah hal baru dan sudah umum terjadi bagi orang-orang yang terjangkit virus tertentu.
"Karena sebetulnya jadi dampak dari pandemi itu tidak pernah selesai ketika pandemi dinyatakan berakhir, dan ini tidak hanya cerita tentang Covid, pandemi yang terjadi dulu pun demikian," ujarnya dalam diskusi bersama Lapor Sehat, dikutip Senin (13/5/2024).
Meskipun sudah lama berlalu, Long Covid disebut bisa lebih berbahaya apabila penyintas Covid terinfeksi DBD, yang masih banyak merebak di Indonesia.
Kasus DBD di Indonesia sempat naik, puncaknya pada Maret hingga April, dengan lebih dari 53.000 orang terkena DBD dan angka kematiannya mencapai 404 orang.
Dicky menjelaskan, infeksi virus sering kali menyebabkan banyak dampak pascainfeksinya. Terkait dengan infeksi Covid dan DBD, ada fenomena yang disebut Antibody Dependent Enhancement.
"Jadi dia kalau infeksi virus pada umumnya yang normal tubuh itu membangun antibodi sehingga kita lebih kebal. Tapi kalau dalam konteks DBD dengan fenomena ini, malah jadi lebih parah infeksinya," jelasnya.
Dicky menjelaskan, fenomena yang sama juga terjadi pada orang yang terinfeksi DBD dua kali. Pada kejadian kedua gejalanya akan lebih parah alih-alih lebih kebal.
"Ini juga disebut dengan cross antibody atau cross immunity, yang terjadi pada orang yang kena Covid. Kalau dia sudah kena harusnya ada antibodi, tapi ternyata ketika dia terinfeksi dengue malah lebih parah gejalanya," paparnya.
Namun, Kementerian Kesehatan sebelumnya menegaskan bahwa hal ini terjadi hanya pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dan DBD, dan tidak terjadi pada penerima vaksin.