Mata kering/WHO
Health

Hindari Gejala Mata Kering pada Anak, Dampak Buruk Screen Time Berlebihan

Mutiara Nabila
Selasa, 30 Juli 2024 - 19:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di era digital seperti saat ini, sudah semakin banyak dan lumrah anak-anak menggunakan perangkat elektronik mulai dari televisi, komputer hingga ponsel pintar. Hal ini bisa mengganggu kesehatan mata pada anak, termasuk menyebabkan mata kering. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 sebanyak 36,99 persen anak-anak Indonesia berusia 5-15 tahun kini sudah memiliki ponsel. 

Selain itu, 38,92 persen anak berusia 0-6 tahun di Indonesia telah menggunakan telepon seluler. Hal ini menegaskan bahwa paparan layar gawai sudah terjadi sejak masa anak-anak.

Laporan “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko juga menunjukkan rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari. Padahal penggunaan perangkat elektronik berlayar secara terus menerus dengan durasi lama berisiko buruk pada kesehatan. 

Salah satu gangguan pada mata yang umum terjadi adalah mata kering. Masalahnya, penyakit ini kerap tak disadari penderitanya. 

Padahal, mata kering yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan peradangan sehingga mengakibatkan kerusakan permukaan mata, baik yang bersifat ringan hingga berat, sementara, atau bahkan permanen. 

Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda) menjelaskan, sindrom mata kering adalah penyakit mata yang sifatnya multifaktorial alias disebabkan oleh banyak faktor. 

Sindrom mata kering ditandai dengan hilangnya keseimbagan lapisan air mata serta permukaan mata yang diikuti oleh gejala tertentu.

Adapun, beberapa gejalanya antara lain:

• Rasa mengganjal

• Mata sering merah

• Berair

• Terasa kering

• Sensasi berpasir

• Ada kotoran pada mata

• Mata terasa lengket 

• Sering mengucek mata

Masalahnya, lanjut dr. Manda, pada anak umumnya gejala tidak selalu terlihat jelas, salah satunya karena umumnya gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan pasien dewasa. 

Dr. Manda mengatakan, screen time yang berlebih dapat menjadi penyebab karena akan memengaruhi dinamika berkedip anak, seperti berkurangnya frekuensi dan kelengkapan berkedip. 

Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata yang seiring waktu berpotensi memulai siklus dry eye. 

“Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial. Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering.Termasuk segera memeriksakan ke dokter mata. Lebih dari itu, orang tua harus tegas memberlakukan batasan screen time kepada anak. Dengan disiplin menjalankan screen time yang bijak, harapannya anak bisa terhindar dari risiko mata kering," paparnya dalam webinar, Selasa (30/7/2024). 

Adapun, jika tidak segera ditangani kondisi sindrom mata kering kronis dapat mengakibatkan penyakit lain seperti peradangan atau infeksi pada konjungtiva, peradangan pada kornea, ulkus kornea atau luka terbuka pada kornea. 

"Dampak lanjutan mata kering yang belum tertangani tak jarang berupa pandangan kabur, yang membuat anak kesulitan membaca. Oleh karena itu, sebagai langkap antisipasi, pemeriksaan mata secara dini dan berkala bisa menjadi solusi untuk mencegah dampak mata kering pada anak,” tambah dr. Manda. 

Adapun, berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah 1 tahun dilarang menatap layar gawai sama sekali.

Kemudian, untuk anak usia 1-3 tahun, screen time tidak boleh lebih dari 1 jam dengan pendampingan dan catatan, khusus batita 1-2 tahun hanya boleh menatap layar yang berupa video chatting (untuk berkomunikasi). 

Bagi anak usia 3-6 tahun (pra-sekolah), waktu screen time maksimal adalah satu jam per hari, dan semakin singkat semakin baik. 

Selanjutnya, untuk anak usia 6-12 tahun (masa sekolah), screen time yang disarankan adalah maksimal 90 menit per hari dan untuk anak usia sekolah 12-18 tahun (sekolah menengah), waktu screen time disarankan tidak lebih dari 2 jam per hari.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro