Bisnis.com, JAKARTA -- Belakangan, kasus gagal ginjal dan cuci darah khususnya pada anak terus meningkat, salah satu yang menjadi penyebab adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada anak.
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu kondisi infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih. Tidak hanya pada orang dewasa, infeksi saluran kemih juga dapat dialami oleh anak-anak.
Dr. Ina Zarlina, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI menjelaskan, ISK adalah kondisi di mana terdapat bakteri yang berkembang biak pada saluran kemih sehingga menyebabkan inflamasi atau peradangan.
Apabila tidak segera ditangani atau diobati. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang lebih parah, hingga menyebabkan jaringan parut pada ginjal yang berpotensi menyebabkan penyakit ginjal lainnya di masa depan.
ISK sendiri terbagi dua, ada infeksi saluran kemih atas atau pyelonefritis yang terjadi di bagian atas saluran kemih, dan infeksi saluran kemih bawah atau sistitis, yang terjadi di saluran kemih bagian bawah.
Dr. Ina menyebutkan, ISK sering diderita pada bayi dan anak kecil. Pada usia di bawah 2 tahun prevalensinya mencapai 3%-5%. Adapun, kejadian pada anak perempuan lebih banyak dengan prevalensi mencapai 7%, dibandingkan dengan anak laki-laki 3%.
Beberapa gejala ISK meliputi:
• Demam di atas 38,5 derajat celcius tanpa penyebab yang jelas
• Infeksi di tempat lain namun tidak membaik setelah mendapatkan pengobatan
• Muntah
• Penurunan nafsu makan
• Kuning pada bayi
• Gagal berkembang
• Buang air kecil tidak tuntas
• Kencing berdarah
Namun, Dr. Ina mengatakan sebagian besar anak-anak tidak menunjukkan gejala pada kasus ISK. Padahal, apabila dibiarkan, penyakit ini bisa menjalar ke penyakit ginjal lainnya hingga menghambat pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan yang terjadi di antaranya berat badan tidak naik. Hal ini jika dibiarkan bisa membuat anak terkena stunting.
"Penyebab stunting pada anak balita itu beragam, salah satunya ISK. Jadi ketika anak gagal tumbuh, kita cari dulu beli apa penyebabnya, apa ada infeksi yang tersembunyi. Oleh karena itu jika nafsu makan anak menurun, berat badan tidak naik, bisa juga diperiksakan di laboratorium apakah ada ISK," jelasnya dalam Media Briefing, Selasa (6/8/2024).