Gempa Jepang/instagram daryono BMKG
Travel

Deretan Gempa Bumi Terbesar di Jepang, Paling Besar Magnitudo 9,0

Redaksi
Jumat, 9 Agustus 2024 - 13:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Jepang merupakan negara dengan sejarah gempa bumi yang terkenal. Sekitar 1.500 gempa terjadi di negara tersebut setiap tahun, dengan getaran kecil terjadi hampir di setiap harinya.

Dari banyaknya gempa yang terjadi di Jepang, beberapa di antaranya terjadi dengan sangat dahsyat. Bahkan, ada yang sampai menyentuh angka 9,0 skala Richter dan memakan banyak korban.

Dilansir dari Japan Guide, Kepulauan Jepang terletak di daerah pertemuan beberapa lempeng benua dan samudra. Selain itu, Jepang juga memiliki banyak gunung berapi dan sumber air panas. Akibatnya, gempa bumi sering terjadi di Jepang. Jika gempa terjadi di bawah atau dekat lautan, maka dapat memicu tsunami.

Untuk mengukur gempa, Jepang terbiasa menggunakan skala shindo. Skala ini merujuk pada intensitas gempa di lokasi tertentu–untuk mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan orang di lokasi gempa. Sementara itu, skala Richter digunakan untuk mengukur besarnya gempa bumi–yaitu energi yang dilepaskan gempa bumi di episentrum.

Skala shindo berkisar dari shindo satu–untuk gempa kecil–hingga shindo tujuh–untuk gempa besar. Menurut skala tersebut, shindo tujuh menyebabkan Anda mustahil untuk tetap berdiri saat gempa. 

Dilansir dari Live Science, berikut deretan gempa bumi terbesar di Jepang:

1. Gempa bumi Tohoku, 2011

Gempa bumi Tohoku menjadi gempa bumi dengan kekuatan paling tinggi yang pernah terjadi di Jepang. Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa berkekuatan 9,0 skala Richter melanda negara kepulauan ini dan memicu tsunami. Tak hanya itu, gempa susulan juga terus mengguncang pulau Honshu, dengan lebih dari 50 gempa berkekuatan 6,0–atau lebih besar–dan tiga gempa berkekuatan di atas 7,0. Selain menewaskan sekitar 29.000 orang, gempa ini juga merusak beberapa reaktor nuklir.

2. Gempa bumi Hoei, 1707

Pada awal tahun 1700-an, wilayah Jepang sangat sibuk dengan gempa bumi. Hanya berselang empat tahun dari gempa Genroku, Jepang kembali dilanda gempa bumi Hoei dengan kekuatan 8,6 skala Richter. Gempa tersebut menghancurkan semua bagian patahan Nankai dan dipercaya memicu letusan Gunung Fuji hampir 50 hari setelahnya. Gempa bumi Hoei menewaskan 5.000 orang di wilayah Nankaido dan Tokai, di Pulau Honshu dan Shikoku.

3. Gempa Meiji-Sanriku, 1896

Meskipun lokasi kejadiannya terlalu jauh dari pantai untuk menyebabkan banyak kerusakan, faktanya gempa ini tetap memicu tsunami besar. Gempa berkekuatan 8,5 skala Richter ini memicu tsunami yang bergerak melintasi Samudra Pasifik hingga Hawaii dan California. Gempa Meiji-Sanriku diikuti oleh 76 gempa susulan berkekuatan 5,0 atau lebih besar. Lebih dari 27.000 orang di Sanriku dilaporkan tewas.

4. Gempa Ansei-Nankai, 1854

Gempa ini menewaskan 10.000 orang di Pulau Kyushu melalui kekuatan 8,4 skala Richter. Hal tersebut membuat gempa bumi Ansei-Nankai menjadi gempa yang paling mematikan di skalanya. Menurut sebuah artikel di Journal of Social History pada tahun 2006, gempa ini dipercaya disebabkan oleh Namazu, sebuah ikan lele raksasa di perairan. Gempa Ansei-Nankai hanya terjadi sehari setelah gempa bumi Ansei-Tokai–yang berkekuatan serupa dan menewaskan 2.000 orang.

5. Gempa bumi Sanriku, 1933

Gempa bumi berkekuatan 8,4 skala Richter telah memicu tsunami pada tahun 1933. Hal tersebut menyebabkan 3.000 orang tewas dan rusaknya kota-kota di pesisir Sanriku di wilayah Tohoku, Honshu. Tsunami tersebut cukup kuat untuk menghanyutkan sekitar 3.000 rumah. Akibatnya, gelombang setinggi 94 kaki (28,7 m) dilaporkan terjadi di Teluk Ryori dan gelombang setinggi hampir 10 kaki (3 m) dilaporkan terjadi di Hawaii.

6. Gempa bumi besar Kanto, 1923

Jika dibandingkan dari kekuatan gempanya, gempa bumi besar Kanto mungkin tidak sebesar gempa-gempa sebelumnya. Gempa ini berkekuatan 7,9 skala Richter, tetapi merupakan salah satu yang terburuk di Jepang. Hal tersebut lantaran kerugian yang disebabkan oleh gempa ini sangatlah besar. Gempa ini menghancurkan Tokyo–yang dihuni sekitar 2 juta orang–dan menewaskan 142.800 orang. Peristiwa tersebut terjadi pada 1 September 1923. (Rafi Abid Wibisono)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro