Bisnis.com, JAKARTA – Stretch mark adalah luka yang muncul ketika kulit Anda tertarik atau diregangkan dalam waktu yang singkat.
Menurut WebMD, 50–90% perempuan memiliki stretch mark. Kondisi ini juga ditemukan pada laki-laki. Stretch mark umumnya muncul di bagian tubuh seperti perut, pinggul, paha, atau tempat-tempat lain di mana tubuh menyimpan lemak dalam jumlah besar.
Dilansir dari SOG Health dan WebMD, Senin (2/9/2024) stretch mark terbentuk akibat robekan pada bagian lapisan dermis kulit yang elastis. Biasanya, hal ini terjadi ketika Anda mengalami pubertas, kehamilan, atau kenaikan berat badan dalam waktu singkat.
Kebanyakan bodybuilder dan penggiat gym juga memiliki stretch mark. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya massa otot dalam waktu singkat, dan kulit harus mengalami adaptasi yang cepat untuk mengikuti perkembangan tubuh.
Kebanyakan orang ingin mencegah dan mengurangi stretch mark mereka karena dianggap tidak enak dipandang mata. Selain itu, terdapat banyak mitos seputar stretch mark yang perlu diluruskan.
Simak mitos dan fakta sebenarnya mengenai stretch mark:
1. Jika Anda hamil, pasti memiliki stretch mark
Kehamilan merupakan salah satu faktor utama terbentuknya stretch mark pada tubuh perempuan. Namun, tidak semua perempuan mendapat stretch mark pasca kehamilan.
Munculnya stretch mark tergantung pada elastisitas dan tipe kulit Anda. Selain itu, orang hamil yang mengalami obesitas, bayi besar, atau hamil muda memiliki kemungkinan mendapat stretch mark yang lebih tinggi.
2. Orang bertubuh kurus tidak akan memiliki stretch mark
Stretch mark memang lebih umum ditemukan pada orang-orang yang memiliki massa lemak atau massa otot tinggi.
Namun, orang bertubuh kurus pun juga dapat memiliki stretch mark di berbagai bagian tubuh. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stretch mark dapat muncul akibat pertumbuhan tubuh secara tiba-tiba saat masa pubertas.
Hormon, obat-obatan, dan kondisi medis juga dapat memunculkan stretch mark dalam setiap tipe bentuk tubuh. Bahkan, pola makan dan kesehatan yang buruk pun dapat membuat stretch mark muncul di tubuh Anda.
3. Melakukan tanning akan menutupi stretch mark
Tanning adalah kegiatan menggelapkan kulit yang umum ditemui dalam budaya orang berkulit terang. Tanning dapat dilakukan dengan berbagai cara: tanning balur (seperti tanning oil atau tanning lotion), menggunakan alat tanning menggunakan sinar UV, hingga berjemur di bawah matahari.
Terdapat miskonsepsi bahwa melakukan tanning dapat menutupi stretch mark. Namun, tanning justru membuat kulit stretch mark lebih terlihat jelas. Hal ini karena kulit di sekitar stretch mark dapat menggelap, tetapi tidak demikian pada stretch mark itu sendiri.
4. Stretch mark akan hilang jika Anda mengurangi berat badan
Kesalahan logika ini muncul dari pemahaman bahwa stretch mark muncul ketika Anda mengalami pertambahan berat badan–maka, stretch mark bisa hilang jika Anda menurunkan berat badan.
Faktanya, stretch mark yang muncul dari robekan lapisan kulit tidak dapat dihilangkan begitu saja. Menurunkan berat badan akan mengurangi tarikan kulit, dan dengan demikian mencegah Anda mendapat stretch mark lain. Namun, stretch mark yang telah Anda dapatkan sebelumnya tidak akan hilang.
5. Stretch mark bisa disembuhkan
Berbagai usaha dilakukan untuk menghilangkan stretch mark karena dianggap mengganggu penampilan. Namun, stretch mark bersifat permanen dan tidak dapat sembuh secara total.
Robekan pada lapisan kulit tersebut tidak akan tertutup kembali. Walaupun demikian, seiring berjalannya waktu, stretch mark akan memudar dengan sendirinya. Selain itu, terdapat beragam perawatan dan krim yang dapat membuat stretch mark terlihat lebih pudar. (Ilma Rayhana)