Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit berat seperti kanker masih sering dianggap sebagai penyakit yang hanya akan dialami oleh orang tua.
Padahal, dengan pergeseran gaya hidup, kini kanker bisa dialami oleh siapa saja, bahkan bagi mereka yang masih muda.
Penyakit kanker juga umum dialami pria dan wanita. Namun, ada satu yang pasti mengintai wanita yaitu kanker payudara.
Kanker payudara merupakan penyakit ketika sel-sel di payudara tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor. Tumor tersebut sering kali dapat dirasakan sebagai benjolan.
Kanker payudara juga merupakan jenis kanker kedua yang paling umum terjadi dan salah satu penyebab terbesar kematian terkait kanker di seluruh dunia jika tidak segera ditangani, terutama bagi wanita
Pada 2022, ada lebih dari dua juta kasus kanker payudara terdiagnosis, dengan lebih dari 665.000 kematian secara global.
Padahal, Prof. DR. dr. Ikhwan Rinaldi mengatakan bahwa pasien kanker payudara bisa memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi jika terdeteksi masih pada tahap awal.
Adapun, kanker payudara bisa terjadi pada siapa saja, dengan faktor risiko berikut ini:
• Mutasi genetik
• Memiliki payudara yang padat
• Usia di atas 50 tahun
• Peminum alkohol
• Berasal dari ras atau etnis tertentu. Wanita kulit putih lebih berisiko terkena kanker payudara dibandingkan wanita kulit hitam, hispanik, dan Asia.
• Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
Adapun, Prof. Ikhwan mengatakan, sebenarnya kanker payudara bisa segera dideteksi karena menunjukkan gejala.
Berikut ini gejala-gejala yang kerap dialami oleh penderita kanker payudara:
• Benjolan di payudara atau ketiak
• Keluar cairan dari puting selain ASI, termasuk darah
• Penebalan atau pembengkakan pada bagian payudara
• Tarikan pada puting
• Iritasi atau kulit berlesung pada payudara
• Adanya perubahan bentuk atau ukuran payudara
• Kemerahan atau kulit bersisik di sekitar puting
• Nyeri di area manapun pada payudara termasuk area puting
"Oleh karena itu, setiap ada benjolan atau perubahan pada payudara perlu segera diperiksakan ke profesional kesehatan. Karena benjolan itu bisa saja tumor jinak atau tidak bersifat kanker, tapi bisa juga ganas atau kanker," imbuh Prof. Ikhwan.
Selama ini, kanker payudara bisa diobati dengan kemoterapi, dan radioterapi. Selain itu, ada pula pengobatan obat tertarget yang bisa meningkatkan kesembuhan tanpa merusak sel-sel sehat dalam tubuh.
Prof. Ikhwan menyebutkan, pasien kanker payudara HER2-Rendah dapat diberi obat trastuzumab deruxtecan alih-alih melakukan kemoterapi sebelum operasi. Obat tersebut dapat memperlambat kecepatan dan penyebaran pertumbuhan kanker, mengurangi keparahan gejala, dan mencegah metastasis.
Obat tersebut juga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup, dan dapat memperpanjang waktu masa bebas penyakit hingga dua kali lipat.
"Dengan terapi ini obat-antibodinya bekerja secara lebih spesifik dapat masuk ke sel kanker, sehingga tidak merusak jaringan lainnya di seluruh tubuh, dan bisa memberikan peluang untuk sehat dalam jangka yang panjang," ungkapnya.