Bisnis.com, JAKARTA — Gen Z dan Alpha kembali menang, dengan kata-kata yang mereka populerkan kembali, 'brain rot', yang jadi kata pilihan tahun ini dalam Oxford Word of The Year 2024.
Mengutip laman resminya, setelah melakukan pemungutan suara publik yang diikuti oleh lebih dari 37.000 orang, Oxford mengumumkan bahwa Oxford Word of The Year untuk 2024 adalah 'brain rot'.
"Pakar bahasa kami membuat daftar pendek berisi enam kata untuk mencerminkan suasana hati dan percakapan yang telah membantu membentuk setahun belakangan. Setelah dua pekan pemungutan suara publik dan diskusi, para ahli kami mempertimbangkan masukan publik, hasil pemungutan suara, dan data bahasa kami, sebelum menyatakan 'brain rot' sebagai Kata definitif Tahun Ini untuk tahun 2024," tulis Oxford University Press dalam keterangan resminya, Senin (2/11/2024)
Lantas apa artinya 'brain rot'?
'Brain rot' didefinisikan sebagai "kemerosotan yang diduga terjadi pada kondisi mental atau intelektual seseorang, terutama dilihat sebagai akibat dari konsumsi materi berlebihan materi, terutama saat ini dari konten daring, yang dianggap remeh atau tidak menantang.
Brain rot juga dicirikan sebagai sesuatu yang mungkin menyebabkan kemerosotan tersebut.
"Para ahli kami menyadari bahwa ‘brain rot’ memperoleh perhatian baru tahun ini sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran tentang dampak mengonsumsi konten daring berkualitas rendah dalam jumlah berlebihan, khususnya di media sosial," papar Oxford.
Menurut data Oxford, istilah tersebut meningkat frekuensi penggunaannya sebesar 230% antara 2023 dan 2024.
Bukan sebuah kata-kata yang baru, penggunaan ‘brain rot’ pertama yang tercatat ditemukan pada 1854 dalam buku Walden karya Henry David Thoreau, yang melaporkan pengalamannya menjalani gaya hidup sederhana di alam.
Sebagai bagian dari kesimpulannya, Thoreau mengkritik kecenderungan masyarakat untuk merendahkan nilai ide-ide kompleks, atau ide-ide yang dapat ditafsirkan dalam berbagai cara, demi ide-ide sederhana, dan melihat hal ini sebagai indikasi penurunan umum dalam upaya mental dan intelektual.
Istilah ini kemudian memiliki makna baru di era digital, khususnya selama 12 bulan terakhir. Awalnya populer di platform media sosial, terutama di TikTok di kalangan komunitas Gen Z dan Gen Alpha.
'Brain rot' kini digunakan secara lebih luas, termasuk dalam jurnalisme mainstream, di tengah kekhawatiran masyarakat tentang dampak negatif dari konsumsi konten daring yang berlebihan.
Pada 2024, 'brain rot' digunakan untuk menggambarkan penyebab dan akibat tingginya konsumsi konten daring ini, merujuk pada konten berkualitas dan bernilai rendah yang ditemukan di media sosial dan internet, serta dampak negatif selanjutnya yang dianggap dimiliki oleh konsumen jenis konten tersebut.
Istilah ini juga mulai digunakan secara lebih spesifik dan konsisten dalam merujuk pada budaya daring. Kata-kata ini sering digunakan dengan cara yang lucu, sarkastik, atau merendahkan diri oleh komunitas daring.
Istilah 'brain rot' juga sangat berkaitan dengan jenis konten tertentu, seperti serial video Skibidi Toilet yang viral dari kreator Alexey Gerasimov, yang menampilkan toilet humanoid, dan meme 'Only in Ohio' yang dibuat pengguna, yang merujuk pada insiden aneh di negara bagian tersebut.
Konten ini telah memunculkan ‘bahasa pembusuk otak’ ('brain rot language), seperti ‘skibidi’, yang berarti sesuatu yang tidak masuk akal, dan ‘Ohio’, yang berarti sesuatu yang memalukan atau aneh, yang mencerminkan perkembangan tren kata-kata yang berasal dari budaya daring yang viral sebelum menyebar ke ‘dunia nyata’.
Kini, perbincangan yang lebih luas dan serius tentang potensi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh konsumsi konten 'brain rot' secara berlebihan terhadap kesehatan mental juga tengah naik daun, khususnya pada anak-anak dan remaja,.
Awal tahun ini misalnya, sebuah pusat kesehatan mental di AS bahkan menerbitkan saran daring tentang cara mengenali dan menghindari 'brain rot'.
Casper Grathwohl, Presiden Oxford Languages, mengatakan, menilik kembali Oxford Word of the Year selama dua dekade terakhir, partisipasi dan perhatian masyarakat begitu besar terhadap bagaimana kehidupan virtual berevolusi, bagaimana budaya internet merasuki begitu banyak jati diri manusia sampai mempengaruhi bahasa dan apa yang dibicarakan.
Kata pemenang tahun lalu, 'rizz', juga menjadi contoh menarik tentang bagaimana bahasa semakin terbentuk, dibentuk, dan dibagikan dalam komunitas daring.
"Kata ‘Brain rot’ berbicara tentang salah satu bahaya yang dirasakan dalam kehidupan virtual, dan bagaimana kita menggunakan waktu luang kita. Rasanya seperti bab selanjutnya yang tepat dalam percakapan budaya tentang kemanusiaan dan teknologi. Tidak mengherankan bahwa begitu banyak pemilih menerima istilah tersebut, mendukungnya sebagai pilihan kita tahun ini," ujarnya.
Menurutnya, begitu menarik melihat istilah ‘brain rot’ telah diadopsi oleh Gen Z dan Gen Alpha, komunitas yang sebagian besar bertanggung jawab atas penggunaan dan pembuatan konten digital yang dirujuk oleh istilah tersebut.
"Komunitas-komunitas ini telah memperkuat ekspresi tersebut melalui saluran media sosial, tempat yang dikatakan menyebabkan ‘brain rot’. Ini menunjukkan kesadaran diri yang agak kurang ajar pada generasi muda tentang dampak buruk media sosial yang mereka warisi," lanjutnya.